Arung Jeram di sungai Elo Magelang, cerita perahu kandas di balik rimbun bambu Mendut
March 30, 2019
arung jeram di sungai elo
lokasi rafting sungai elo
NGETRIP
pengalaman arung jeram di sungai elo
sensasi jeram di sungai elo magelang
wisata rafting di magelang
1 Comment
Akhirnya acara menuntaskan hajat penasaran
rafting di sungai Elo Magelang, tunai sudah di akhir pekan. Pagi itu chat WhatsApp clang-cling berbunyi saat saya memulai perjalanan menuju jogja.
Sesekali saya membuka chat grup dengan banyak pesan yang sudah menumpuk, saya
pun akhirnya menepikan motor untuk membalas satu-satu percakapanya.
“Sampai mana?sudah ditunggu oie,”
sayapun asal jawab saja.
“10 menitan lagi sampai"
“10 menitan lagi sampai"
Lalu memasukkan gadget ke saku tanpa menghiraukan
percakapan dibawahnya.
Benar saja saya termasuk anggota yang
paling belakang sampai. Duh..
Setelah beres-beres bekal yang akan di bawa rombongan. Tepat pukul 11 kami beriringan berangkat dari jogja menuju kota Magelang, tepatnya menuju titik kumpul pemberangkatan rafting sungai elo di rumah makan Rejosari, desa mendut magelang. Karena kebetulan kita serombongan dapat slot rafting siang atau mulai jam 13.00 WIB.
Setelah beres-beres bekal yang akan di bawa rombongan. Tepat pukul 11 kami beriringan berangkat dari jogja menuju kota Magelang, tepatnya menuju titik kumpul pemberangkatan rafting sungai elo di rumah makan Rejosari, desa mendut magelang. Karena kebetulan kita serombongan dapat slot rafting siang atau mulai jam 13.00 WIB.
Setelah segala persiapan peralatan sudah
beres dan lengkap mulai rompi pelampung, helm, kayuh dan perahu karet siap,
kamipun digiring masuk ke mobil angkut. Kita-kita nglancer berangkat..
Wajah-wajah tegang nampak, walaupun sesekali candaan konyol terlontar dari kami. Maklumlah kami-kami ini kurang pigenik dan ini pengalaman pertama berjeram ria.
Wajah-wajah tegang nampak, walaupun sesekali candaan konyol terlontar dari kami. Maklumlah kami-kami ini kurang pigenik dan ini pengalaman pertama berjeram ria.
Mobil angkot tua inipun ngebut melaju,
selap-selip di jalan kecil, seperti kalap dikejar timer dipengkolan. riuh
ketawa kami berlalu saat mobil berhenti di titik pemberangkatan jeram. Dan..akhirnya waktu itupun datang, setelah briefing
safety tools, maksudnya pengenalan alat-alat, serta fungsinya, tak lupa tips
darurat saat krisis selama rafting. Kamipun dipersilahkan untuk menuju tempat
foto, pastinya foto-foto kenangan dong, lalu lanjut acara sakral doa bersama,
dan capcus ke sungai..
Sedikit cerita tentang sugai Elo magelang
yang memiliki bentang panjang sekitar 12km.
sungai Elo merupakan anak sungai Progo yang membelah magelang. Karakter aliran sungai elo ini cukup tenang dan datar. Namun variasi kelokan sungai yang banyak, jeram yang kimplah-kimplah serta bebatuan besar yang memecah aliran sungai sudah cukup menguras nyali kok.
Ada sebanyak 5 jeram yang dilalui selama rute rafting dan masuk kategori di skala angka 2-3. artinya masih ramah untuk pemula.
Butuh waktu 2,5 - 3 jam untuk menuju garis finish di jembatan Blondo. Jangan salah, selama perjalanan rafting kita akan di suguhi kejutan-kejutan drama tak terduga, sehingga 3 jam perjalanan tidak akan terasa lama.
sungai Elo merupakan anak sungai Progo yang membelah magelang. Karakter aliran sungai elo ini cukup tenang dan datar. Namun variasi kelokan sungai yang banyak, jeram yang kimplah-kimplah serta bebatuan besar yang memecah aliran sungai sudah cukup menguras nyali kok.
Ada sebanyak 5 jeram yang dilalui selama rute rafting dan masuk kategori di skala angka 2-3. artinya masih ramah untuk pemula.
Butuh waktu 2,5 - 3 jam untuk menuju garis finish di jembatan Blondo. Jangan salah, selama perjalanan rafting kita akan di suguhi kejutan-kejutan drama tak terduga, sehingga 3 jam perjalanan tidak akan terasa lama.
Kamu harus basah
Dengan dipandu oleh seorang skipper disetiap perahu karet, kamipun perlahan di dorong ketengah aliran sungai. Dititik awal pemberangkatan bidang sungainya cukup lebar bin jembar, selain itu aliranya lumayan tenang.
Harus ekstra ngotot mendayung sampan untuk mendapatkan kecepatan perahu agar sedikit melaju.
Harus ekstra ngotot mendayung sampan untuk mendapatkan kecepatan perahu agar sedikit melaju.
Balapanpun
dimulai, perahu karet yang kami tumpangi satu persatu saling susul dan saling jegal antar rombongan. Mase skipper mulai beraksi mencairkan suasana dengan mengerjai dan memprovokasi serangan
air, yaitu dengan mengkibaskan dayung ke air dan diarahkan ke wajah peserta lain.
Satu kesepakan wajib..semua harus basah!!
Satu kesepakan wajib..semua harus basah!!
Setelah saling serang
bertubi-tubi, pandangan kami terhenti. Nampak didepan kami air beriak tak karuan
disela batu-batu besar.
Lumayan deras dan sedikit curam aliranya.
“didepan kita jeram pertama dari rute perjalanan ”
"setelah melewati turunan air mohon dayung diangkat keatas ya!” seru mase skipper sambil memberikan aba-aba.
Byuer!!!, perahu melaju kencang melibas jeram berbatu cadas. terasa benar gesekan bawah perahu menghantam batu.
Perahu kami oleng dan bergetar sesaat, sontak sepontan kita-kita teriak kegirangan. Eh ternyata moment tersebut selalu terkeker fotografer yang sudah menanti kedatangan perahu-perahu karet yang kami tumpangi.
Lumayan deras dan sedikit curam aliranya.
“didepan kita jeram pertama dari rute perjalanan ”
"setelah melewati turunan air mohon dayung diangkat keatas ya!” seru mase skipper sambil memberikan aba-aba.
Byuer!!!, perahu melaju kencang melibas jeram berbatu cadas. terasa benar gesekan bawah perahu menghantam batu.
Perahu kami oleng dan bergetar sesaat, sontak sepontan kita-kita teriak kegirangan. Eh ternyata moment tersebut selalu terkeker fotografer yang sudah menanti kedatangan perahu-perahu karet yang kami tumpangi.
selain menjadi saksi sensasi rafting di sekujur jeram sungai Elo kami serombongan juga dengan leluasa menyaksikan bagaimana aktivitas keseharian masyarakat di sepanjang aliran sungai. Beberapa anak-anak mendut tampak bermain ciblon di aliran sungai, tentunya denga tawa tulusnya yang menggema. Nampak pula beberapa pemancing mania yang duduk nglaras katrem didepan jorangnya.
Menurut penuturan petugas pemandu rafting, aliran sungai elo memang menjadi endemik ikan-ikan khas air tawar, seperti tawes atau bader dan mujaer yang ukuranya terbilang lumayan besar-besar.
Benar saja beberapa kali ikan-ikan tersebut nampak meloncat ke udara saat perahu melewati kerumunan ikan tersebut. oiya satu lagi satwa yang juga banyak di aliran sungai elo yaitu biawak. Biawak? Iya, predator ikan ini akan banyak dijumpai disepanjang aliran sungai elo. Bisa jadi karena aliran sungi Elo yang cenderung kalem membuat ikan-ikan air tawar mudah berkembang biak, dan naluri biawak-biawak liar yang gemar menyantab ikan air tawar tersebut membuatnya nyaman mendiami tempat ini dan akhirnya beranak pinak ditepian sungai. Ngeri-ngeri sedap oie.
Salah satu spot sungai Elo yang mebuat saya sangat takjub adalah dibagian aliran yang menyempit berkelok dengan dinding sungai menjulang. Guratan padas keras yang menggendong wungkul pohon bambu Ori yang rimbun melamunkan angan saya pada Grand Canyon. Elho.lho.. Sudah pernah ke Grand Canyon mas? saya mah cuma tahu dari tipi klo itu memang mirip Grand Canyon. duh..
di area ini lebar sungai lumayan sempit sehingga hanya muat satu perahu untuk lewat. selain berkelok-kelok aliran airnya ternyata juga lebih deras. berkali-kali perahu yang kami tumpangi membentur keras kedua sisi dinding padas sungai. spining-spining gayeng pokoknya.
Tak terasa sudah lebih dari 1 jam perjalanan jeram di sungai elo, otot lenganpun rasanya sudah mulai metenteng. haus yang menggantung dikerongkongan rasanya semakin menjadi saja. Padahal sudah beberapa kali ngicipi tanpa sengaja air sungai yang anyep-anyep sepet.
Untunglah mase skipper memberi aba-aba untuk menepikan perahu.
"kita sudah sampai di separuh perjalanan, di bibir sungai sudah disedian minuman dan snack, monggo-monggo" kata mase skiper.
Aneka snack tradisional dan kue basah telah tersaji di wadah Tempah yang sudah disediakan. Sekitar 15 menit kami beristirahat sambil menikmati air kelapa yang legit dan segar.
Kandas
Etape selanjutnya pun dimulai setelah jeda. Pada bagian ini biasanya ada drama yang disajikan oleh tim skipper untuk menggayengkan suasana.
Mulai mentarget peserta lain untuk di ceburkan ke air, hingga perahu yang sengaja dibalikkan oleh skipper sehingga semua penumpang ambyur, Byur...
ketika melewati area spot yang alirannya tenang kita dipersilahkan untuk berenang atau sekedar ngeli kungkum mengikuti aliran air. Jian sudah sudah mirip buris rowo !!!
Jeram di etape kedua ini tak kalah menantang. aliran sungai yang lebih lebar, dan beberapa jeram mempunya karaktrer lebih panjang. Adrenalinpun terpacu untuk adu sprint dengan rombongan lain.
sepertinya nasib kurang beruntung menggelayuti perahu karet kami. perahu yang kami tumpangi mengalami kebocoran huebat saat menghantam batu terjal. kamipun terseok-seok kandas. dan jauh tertinggal.
beberapa kali kami menepikan perahu untuk ngompo tambah angin. hadeuh buyar nomuro uno dech..
"Ra papa. serunya malah jadi cerita to" kekeh mase skipper yang sepertinya mensengaja atas drama bocornya perahu kami.
Menjelang finish point di jembatan Blondo ada satu pemandangan yang sangat menarik mata saya, yaitu batu berukuran besar dengan bekas tapak raksasa.
konon jejak di batu tersebut adalah tapak Budha. Lokasi batu tapak Budha berada di pinggir sungai Elo, tepat di belakang Vihara Budha Mendut.
Setelah melewati batu tapak Budha tersebut dengan susah payah kami meminggirkan perahu di finish point. Perahu yang kami naiki saat itu sudah nyaris karam. Walah..
dan dipenghujung usai akhirnya petualangan rafting disungai Elo pun selasai. cerita raftingpun tunai sudah dengan sumringah dan ditutup dengan koor tawa kami bersama.
Kewer bosku...
Tak terasa sudah lebih dari 1 jam perjalanan jeram di sungai elo, otot lenganpun rasanya sudah mulai metenteng. haus yang menggantung dikerongkongan rasanya semakin menjadi saja. Padahal sudah beberapa kali ngicipi tanpa sengaja air sungai yang anyep-anyep sepet.
Untunglah mase skipper memberi aba-aba untuk menepikan perahu.
"kita sudah sampai di separuh perjalanan, di bibir sungai sudah disedian minuman dan snack, monggo-monggo" kata mase skiper.
Aneka snack tradisional dan kue basah telah tersaji di wadah Tempah yang sudah disediakan. Sekitar 15 menit kami beristirahat sambil menikmati air kelapa yang legit dan segar.
Kandas
Etape selanjutnya pun dimulai setelah jeda. Pada bagian ini biasanya ada drama yang disajikan oleh tim skipper untuk menggayengkan suasana.
Mulai mentarget peserta lain untuk di ceburkan ke air, hingga perahu yang sengaja dibalikkan oleh skipper sehingga semua penumpang ambyur, Byur...
ketika melewati area spot yang alirannya tenang kita dipersilahkan untuk berenang atau sekedar ngeli kungkum mengikuti aliran air. Jian sudah sudah mirip buris rowo !!!
Jeram di etape kedua ini tak kalah menantang. aliran sungai yang lebih lebar, dan beberapa jeram mempunya karaktrer lebih panjang. Adrenalinpun terpacu untuk adu sprint dengan rombongan lain.
sepertinya nasib kurang beruntung menggelayuti perahu karet kami. perahu yang kami tumpangi mengalami kebocoran huebat saat menghantam batu terjal. kamipun terseok-seok kandas. dan jauh tertinggal.
beberapa kali kami menepikan perahu untuk ngompo tambah angin. hadeuh buyar nomuro uno dech..
"Ra papa. serunya malah jadi cerita to" kekeh mase skipper yang sepertinya mensengaja atas drama bocornya perahu kami.
Menjelang finish point di jembatan Blondo ada satu pemandangan yang sangat menarik mata saya, yaitu batu berukuran besar dengan bekas tapak raksasa.
konon jejak di batu tersebut adalah tapak Budha. Lokasi batu tapak Budha berada di pinggir sungai Elo, tepat di belakang Vihara Budha Mendut.
Setelah melewati batu tapak Budha tersebut dengan susah payah kami meminggirkan perahu di finish point. Perahu yang kami naiki saat itu sudah nyaris karam. Walah..
dan dipenghujung usai akhirnya petualangan rafting disungai Elo pun selasai. cerita raftingpun tunai sudah dengan sumringah dan ditutup dengan koor tawa kami bersama.
Kewer bosku...