Cerita sepeda minitrek, Sepeda minion yang tidak langka tapi tak banyak yang punya.

November 22, 2019 3 Comments
Beberapa tahun belakangan kegiatan sepedaan atau gowes sedang ranum growingnya. Laiknya sebuah trend yang sedang menggejala beberapa type sepada begitu laris manis diburu masyarakat untuk dimiliki. dari type road bike, Mtb hingga sepeda lipat atau folding merupakan item most wanted yang sedang in. 

Bagi para pabrikan sepeda tumbuhnya gaya hidup masyarakat yang sedang gandrung gowes menjadi berkah tersendiri. Mulai brand lokal dengan harga yang lumayan terjangkau hingga merk-merk sepeda dari luar negeri sama-sama kecipratan omset yang tajam naik. 

namanya minion cerbong. hehehe
Dari kesemua merk dalam hal penjualan seperti kran  air yang dibuka, Soor... kencang memilah dan memilih sekmentnya sendiri-sendiri. Sebuah fenomena baru yang tak ditemui ditahun-tahun yang lalu.

Itu untuk jenis sepeda baru fresh dari pabrik. Nah kalau sepeda vintage atau lawasan bagaimana? Setidaknya setali tiga uang dengan booming gowes-gowesan sekarang ini. Beberapa komunitas penggemar sepeda lawas semakin greget eksistensinya. 

Tumbuh suburnya pengemar sepeda lipat khususnya di daearah perkotaan sepertinya turut menjadi trigger yang memantik penggemar sepeda mini untuk kembali eksis. Keberadaan sepeda mini, atau minion atau sebutan sepeda minitrek semakin hari semakin banyak pemilik atau penggemarnya yang kembali eksis di jagad gowes. Benarkah begitu?

Secara pribadi menurut saya setidaknya ada dua konsep dalam merakit sepeda minion dari bahan sepeda mini lawas. Yaitu model minion orisinilan dan model balap atau minitrek yang cenderung banyak mengunakan perangkat sepada road bike.

Bahan yang biasa digunakan untuk merakit sebuah sepeda minion umumnya adalah sepeda mini frame tunggal, ukuran 20” atapun ukuran 24.” Merk sepeda mini ada banyak nama ternyata. kebanyakan sepeda mini yang beredar diindonesia berasal dari jepang, Eropa dan China. Mulai dari merk deki, marubeni, sakura, katakura, shanghai, phoenik, jemboli, hingga sepeda sultan brand peugeot dan releigh.

Sekitar tahun 1980an sepeda mini mulai ngetrend di perkotaan terutama di jawa. Beberapa merk dari Jepang, serta China mendominasi waktu itu. yang paling banyak beredar tentunya sepeda dari daratan china yang dirakit di indonesia. mungkin karena harganya terbilang lebih masuk akal.

Umumnya merk dari Jepang dan Eropa besi bahan framenya lebih solit dan padat. Istilahnya sepeda jenis ini lebih anteb. Satu hal lagi, dulu sepeda mini biasanya identik dipakai anak-anak atau remaja cewek. Sedangkan anak cowok ya pilih memakai sepeda bmx. Wee lha kok malah sepeda cewek? runtutanya gimana to?

Entah mulai kapan persisnya pengkategorion sepeda mulai terbelah secara gender lazim di sematkan. setidaknya ada irah-irah yang nyangkut di jejak digital mbah gugel. adalah dedengkot produsen sepeda Releigh yang bermarkas di Nottingham Inggris yang menelurkan jenis sepeda terbaru mereka dengan embel-embel Women’s bike ndilalah sampai ke indonesia model sepeda yang dimaksud lazim sesebut sepeda jengki. 

Sementara masyarakat kita yang baru mengenal sepeda sejak masa kolonial waktu itu menterjemahkan sepeda bermadzab gender dengan sepede lanang (laki) yaitu punya dalangan tengah melintang, sedangkan sepeda wedok (sepeda wanita) cirinya rangka dalangan tengah lebih turun ke bawah. Tujuannya agar kaum hawa yang memakai rok atau jarit bisa gampang nyengklak demes Nggowes pedalnya. makanya sepeda jengki lazim juga disebut sepeda wanita. Kira-kira begitu ya..

Sepeda mini pun kecipratan label ini juga. Makanya asesoris bawaan sepeda mini sangat memanjakan maunya kaum hawa. Keranjang depan, posisi sadel yang tak terlalu tinggi plus ada pegas pernya. Hingga sproket atau gir yang ringan saat dikayuh, dijamin si pengayuh sepeda ini sangat nyaman gowesnya. Oiya sedikit flashback tentang model rangka sepeda mini ya. model rangka sepeda mini sebenarnya turunan dari model sepeda lipat tahun 60an yang sudah biasa digunakan masyarakat di benua biru Eropa sana lho.

Mungkin sudah jadi suratan takdir juga kalau masyarakat kita begitu kreatif bin glidik. Sepeda mini yang sedianya diperuntukkan untuk dedek cewek sekitar tahun 80an akhir, tak lama setelah sepeda mini membanjiri toko sepeda di tanah air malah banyak dipakai utuk adu kebut lurus, atau drag-dragkan. mulai anak remaja hingga dedengkotan, mereka kala itu begitu gandrung adu balap sepeda angin. 

Konon waktu itu lomba kebut sepeda sedang gayeng-gayengnya. sepeda mini yang sejatinya unyu-unyu dipilih untuk turun ke gelanggang. balap minicross yang banyak bergumul dengan gundukan tanah identik dengan sepeda bmx, karena memang sesuai dengan maqomnya. sedangkan gelanggang adu balap lurus, giliran sepeda mini jadi bintangnya. nama lombanya pun masyur disebut minitrek atau adu cepat di jalan lurus.

Alasanya simple saja waktu itu. Sepeda mini ternyata paling mudah di upgrate untuk bisa di ajak lebih kencang. Caranya tentu dengan mengganti gir asli bawaan dengan perangkat gir sepeda balap yang ukuranya lebih besar. Tinggal plek-plek-plek, perangkat sepeda balap pun bisa nemplok di sepeda mini. 

Selain itu rangka sepeda mini lebih ringan dibandingkan sepeda kecil sejenis yang beredar. Apalagi bila dibandingkan sepeda banana seat, atau istilah sekarang sepeda low rider. Hhmm jauh bro.. Jadi ada yang punya cerita nostalgia dengan sepeda minion? Sharing yuk...

Menganyam sejarah scooter Bajaj di Indonesia, si kembar cantik primadona kalangan hedonis. Bagian 2

November 07, 2019 Add Comment


Membicarakan kiprah scooter bajaj 150 deluxe dan bajaj 150 super di jalanan indonesia tentunya tidak bisa di pisahkan dengan mulai tumbuhnya budaya konsumtif masyarakat dalam membelanjakan dana untuk sebuah kendaraan. Hadir dengan warna-warna body pastel, membuat scoter bajaj bak putri cantik yang genit manja. Dengan cepat bajaj 150 deluxe dan bajaj 150 super dimiliki oleh kalangan berduit yang sedang gandrung tebar pesona. 

seoarang mahasisiwa gaul dengan scooternya tahun 1977. arsip perpusnas

Bayangkan secara harga hampir tiga kali lipat dari harga motor bebek dari jepang. Alih-alih dengan harga mahal membuat kendaraan bermesin genap 149 cc ini tak laku, ternyata permintaan malah tak surut kendor. Laris manis istilahnya.

Meneropong masa lalu tepatnya sekitar pertengahan tahun 70an sulit rasanya jika menggambarkan keadaan ekonomi masyarakat dengan konsidisi ekonomi negara yang sedang “untung besar”. Adalah bulan madu harga minyak bumi yang harganya terkerek menggila ditambah dengan eforia kestabilan pembangunan yang terus didengungkan pemerintah orde baru. Hal ini membuat kalap masyarakat berduit lebih untuk bergabung berebut naik status sosial dengan meminang sebuah kendaran. Istilahnya ngehe waktu itu belum sah disebut kaya kalau belum punya scooter vespa, tentunya scooter bajaj ikut terciprat pamornya juga.

Namun ternyata keadaan tak berlangsung lama, hanya segebyar dua gebyar saja. Kapitalisasi industri otomotif dari jepang yang agresif dengan menghadirkan kendaraan bermotor dengan harga murah, dan irit bahan bakar ternyata menuai sukses besar. melalui brand honda, yamaha dan suzuki, trio jepang ini langsung menjadi pemimpin pasar sejak akhir tahun 70an. ceruk pangsa pasar scooterpun lambat laun semakin menipis kuenya.

Mengkeretnya pangsa pasar scooter semakin menjadi setelah resesi ekonomi tahun 80an yang sunyi tetapi menyakitkan. Pangsa pasar scooter yang mengecil masih diperebutkan setidaknya tiga merk yaitu : vespa, bajaj, dan lambretta. Secara historis posisi brand bajaj tidaklah menguntungkan valuenya.

Lepas dari gonjang-ganjing persoalan akut yang mendera PT bintang terang (pemegang merek dagang scooter bajaj dan kawasaki di indonesia). ditambah ketidakstabilan ekonomi yang berlarut-larut turut andil dalam menenggelamkan nama scooter bajaj di nusantara. Indikasi tetanda rubuhnya ekonomi tahun 80an tercermin dengan defisitnya pendapatan pertamina (setidaknya istilah halus dari bangkrut) pada awal taun 1980an akibat tumbangnya harga minyak hingga level terendah dalam sejarah. 

Keadaan kas negara waktu itu konon kabarnya ludes diujung tanduk. Belum lagi beragam drama koruptif di hampir semua perusahaan milik negara silih berganti mengemuka.

Karena begitu linglungnya pemangku kebijakan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi negara. munculah salah satu kebijakan tak populer yang diambil. adalah devaluasi nilai mata uang rupiah terhadap dollar US. Lagi-lagi nilai tukar rupiah pada dollar US harus ditambal.

Apakah masyarakat kita terbelalak pada kenyataan waktu itu?sepertinya tidak. Kegentingan krisis ekonomi seperti ditutup rapat-rapat oleh pemerintah orde baru.  Dan hanya menjadi bisik-bisik sunyi dari segelintir di lingkungan elit saja. Yang terjadi di masyarakat khususnya tukang bakul adalah pola ganti harga secara masif dan sepihak. Pokoknya sejak tahun 80an semua harga kendaraan naik 1 digit harganya.

Ibaratnya kena pukulan upper cut double-bouble dari seoarang muhammad ali, sektor industri otomotif baik roda dua dan roda 4 seperti terantai pada lantai dan tumbang. Kredit macet dan mbulet teramat gamblang untuk disebut jadi nyata. Kondisi terkritis tentunya dialami brand bajaj. Ibarat anak anyam sudah kehilangan induknya, ternyata masih ditambah dihardik dari halaman pekarangan pemilik rumah. Jangankan berinovasi melahirkan produk dengan teknologi baru sesuai tuntutan jaman seperti kompetitor terutama piagio vespa yang melahirkan vespa 150 px yang lahir tulen dari pabrik DanMotor. teknologi bajaj deluxe dan super seperti selangkah tertinggal dalam teknologi.

Metode pemasaran dengan kredit yang menjadi andalan bajaj seperti mati kutu saat resesi ekonomi. Cashflow perusahaan seolah mampet karena persoalan kredit macet. Sekedar bertahan dengan terus memantek emblem bajaj di tebeng depan saja rasanya sulit dilakukan. makanya jangan kaget kalau menemukan scooter bajaj tapi pakai emblem di tebeng pakai tulisan vespa. Praktik ini sejak tahun 80an ternyata sudah jamak dilakukan.

Selain karena faktor kompetisi yang tidak menguntungkan lagi, merosotnya pamor scooter bajaj juga disebabkan dari ulah internal perusahahan sendiri. Usut punya usut ternyata PT Bintang Terang Bekasi yang mendatangkan bajaj dari negeri india sudah divonis bangkrut karena terlilit utang akut pada tahun 1980. 

Kondisi tersebut diperparah dengan kenyataan bahwa borok legalitas dokumenya terkuak.  Istilah menohok waktu itu PT bintang terang terbukti “main kayu” dalam dokumen impornya. Duh nasib bajaj.



Candi Barong: Candi Cantik Yang Tersembunyi di Balik Bukit

July 25, 2019 2 Comments


Masa liburan nan panjang telah terjumput usai, saatnya menata kembali aktifitas seperti sedia kala kembali. remah-remah cerita liburanpun menggunung dalam memori, tentunya memori dari gawai tak luput juga terjahami. sayangkan kalau tidak terbagikan ke sahabat handai toulan semua?

Cerita kunjungan liburan tempo lalu kami berkunjung ke Candi Barong. Sahabat mungkin sudah tidak asing dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur, namun adakah yang sudah mengetahui atau berkunjung ke Candi Barong?

Candi Barong merupakan salah satu candi Hindu. Candi ini terletak di atas bukit Batur Agung atau masyur juga dengan sebutan bukit abhayagiri, tepatnya di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Keberadaannya diketahui dari catatan Belanda yang disusun dalam Rapporten van den Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie (ROD) atau laporan dinas kepurbakalaan tahun 1915. Dalam catatan tersebut Candi Barong disebut dengan nama Candi Sari Sorogedug. Namun masyarakat sekitar lebih lazim menyebut dengan istilah Candi Barong karena terkait adanya dekorasi di gerbang candi berupa Kala (*barongan dalam bahasa Jawa).

Gerbang utama dengan kala Barongan 

Di sekitar Candi Barong banyak dijumpai situs-situs candi baik Hindu maupun Budha, antara lain Candi Miri, Candi Dawangsari atau Stupa Dawangsari, arca Ganesha, situs Ratu Boko, serta Candi Sumberwatu. Candi Barong diperkirakan dibangun sekitar abad IX sampai X Masehi.

Candi Barong didirikan dengan fungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Dewa Wisnu merupakan salah satu Dewa Trimurti dalam agama Hindu yang berkedudukan sebagai Dewa Pemelihara. Sementara Dewi Sri merupakan salah satu cakti/ perwujudan lain dari Dewa Wisnu, yang dianggap Dewi Padi dalam kehidupan masyarakat Jawa.

salah satu relief di candi Barong, jangan speechless yak..

Pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri terkait dengan kehidupan masyarakat pada waktu itu yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Oleh karena kondisi lingkungan sekitar yang tandus, maka pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri dimaksudkan untuk mendatangkan berkah kesuburan, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

Secara arsitektural, Candi Barong memiliki keunikan tersendiri dibandingkan candi-candi di kawasan Prambanan. Keunikan tersebut terlihat dari penataannya, yaitu memusat ke belakang. Hal ini tidak lazim karena pada umumnya penataan candi pada periode Jawa Tengah bersifat memusat ke tengah, seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu. Penataan yang memusat ke belakang ini juga dijumpai pada situs Candi Ijo yang terletak tidak jauh dari Candi Barong.

Candi Barong terbagi menjadi tiga halaman, yaitu halaman pertama terdapat dua buah candi, kemudian halaman dua dan tiga tidak dijumpai bangunan hanya di sisi timur ada pagar terluar, yang pada waktu ditemukan dalam posisi terkubur di tanah. Bangunan utama Candi Barong adalah dua buah candi di teras satu. Dua buah candi tersebut berukuran 8, 18 meter x 8, 18 meter dengan tinggi 9, 05 meter.

Upaya pemugaran Candi Barong telah dimulai semenjak tahun 1987, diawali dengan memugar candi di sisi utara. Sewaktu pemugaran di sisi utara diketahui jika di bawah bangunan candi terdapat sembilan kotak bujur sangkar yang merupakan gambaran dari Wastupurusamandala. Menurut Stella Kramrich kotak yang terletak di tengah merupakan tempat terpusatnya potensi gaib yang menguasai alam semesta, sedangkan delapan kotak lainnya merupakan penjelmaan dewa mata angin.

Tahun 1992 kedua candi induk selesai dipugar, kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Saat pemugaran ditemukan banyak temuan arkeologis, berupa dua buah arca Dewa Wishu, dua buah arca Dewi Sri, satu buah arca Ganesha, serta dua buah arca yang belum selesai dibuat. Selain itu juga ditemukan kotak-kotak peripih (kotak batu tertutup yang didalamnya terdapat ruang berjumlah ganjil dan biasanya ditanam di dasar pucat candi/ di bawah arca, bertujuan untuk memberi nyawa dan wibawa pada sebuah bangunan suci) dari bahan batu andesit dan batu putih. Dalam salah satu peripih ditemukan lembaran-lembaran tipis berupa emas dan perak. Di atas lembaran emas tersebut terdapat goresan tulisan, namun sayang sudah tidak terbaca lagi tulisannya. Dalam proses pemugaran tersebut juga ditemukan peralatan rumah tangga seperti mangkuk keramik, guci, mata kapak, serta sendok.

Retribusi masuk Candi Barong hanya Rp. 5.000 saja dengan fasilitas yang lumayan bagus seperti adanya mushola kecil, beberapa gasebo, kamar mandi, serta tentu saja lingkungan candi yang terawat dan bersih.


candi inti
Jika sahabat ingin mengunjungi candi ini, kami sarankan agar tidak mengambil jalur sebelum tebing breksi. Hal ini dikarenakan jalurnya sangat sulit dijangkau dan merupakan jalur jeep offroad. Lebih baik sahabat mengambil jalur selatan Candi Prambanan saja, karena jalurnya sudah beraspal meskipun ada beberapa tanjakan curam. Selamat berkunjung dan menikmati indahnya Candi Barong ya, tetap jaga kesehatan agar kita bisa selalu berkunjung di setiap sudut wilayah Indonesia tercinta.

Taman kantor pemkab klaten, Woles sejenak menikmati pendar lampu di jantung kota melati

July 24, 2019 1 Comment
Ada pemandangan yang berbeda saat melintas depan pendopo kabupaten Klaten beberapa waktu terakhir. Tiang lampu “Ting” masih gress nampak berderet-deret baris rapi seperti kompi pasukan paskibraka. Pendar lampunya yang berwarna putih mulai menyala saat senja muntuk-muntuk keharibaan cakrawala. 


Senja di taman pemkab klaten.
Suasana nampak tambah riuh semarak dengan pemandangan aktifitas beberapa muda-mudi. Sepertinya mereka tengah asyik memainkan kamera handphonenya untuk swafoto. 

Ceklek-ceklik, begitu kira-kira bunyinya. nampak dari mereka asyik ha hi hi terdengar sembari duduk-duduk di kursi cor made in batur jaya ceper klaten. Ceritanya di tempat ini gayeng regeng saban sore hampir setiap harinya.

Tempat yang dimaksud adalah taman trotoar halaman Pemkab. Klaten. Trotoar yang dalam beberapa tahun yang lalu masih biasa saja dan lugu, sejak akhir tahun 2018 lalu tengah disolek, di make over  untuk menjadi semacam taman padestrian. Konon menurut irah-irah Bu Bupati  pedestrian di ujung pencit jalan pemuda selatan ini berkonsep taman bunga “jadoel” beraneka warna.  Nah ndilalah sekarang  ini tengah moncer-moncernya tempat ini. Tak  ayal langi sejak awal tahun lalu makin jamak saja menghiasi laman foto sosmed kawula muda klaten dengan latar taman Pemkab. Klaten. Ceritanya spot intagramable bin viral. 
Hla kok yo saya ikut-ikutan kepo juga akhirnya.

Numpang nguping yak... 

Setelah sekian purnama Cuma tengak tengok, plengas-plengos saat melintasi ujung jalan pemuda selatan, akhirnya pekan lalu kesampaian juga icip-icip kursi legendaris di bawah tiang lampu “Ting” kencar-kencar. Maksudnya menyambangi taman pedestrian halaman pemkab klaten om bro..

Tempatnya lumayan syahdu, lampu “ting” yang jumlahnya puluhan nampak sumeblak. Ini membuat ikon baru warga klaten  tersebut  terlihat berbeda dibandingkan waktu sebelumnya. 

Nah kalau begini kan titah slogan Klaten bersinar kan nyata benar adanya..byar byar...


Mengunjungi Rumah Pohon Banyu Anyep Jatiyoso Karanganyar, Rihlah ke lembah Lawu yang dingin

May 11, 2019 2 Comments

Terletak di lereng gunung Lawu sisi selatan, rumah pohon Banyu Anyep Jatiyoso sempat menjadi primadona penikmat wisata spot instagenik di soloraya beberapa tahun yang lalu. Seperti namanya yaitu rumah pohon, tentu tempat ini bisa ditebak berupa semacam tempat gardu pandang berbentuk papan yang nempel dipohon. 




Nama Banyu Anyep saat ini mungkin tak setenar Tawangmangu, kebun teh kemuning dan sederet wisata sejuk dan dingin di wilayah kabupaten karanganyar. namun bagi kalian yang ingin menikmati moment yang berbeda tempat ini layak kok untuk di jadikan tujuan ngetrip di akhir pekan.
Terletak di dukuh Punthuksari kelurahan Wonorejo, kecamatan Jatiyoso, karanganyar, rumah pohon Banyu Anyep ternyata menyuguhkan pemandangan dan rekam suasana yang tiada duanya.








Suasana adem berlatar bentang alam dari lembah bukit sekipan di kaki gunung Lawu, memang menghadirkan suasana asri dan menenangkan. spot foto yang unik serta beragam membuat rumah pohon Banyu Anyep moncer menjadi tempat alternatif wisata kekinian baru di Karanganyar. 


Rupa ragam spot foto di tempat ini ada banyak jenisnya. seperti papan menggantung di pohon pinus atau lazim disebut rumah pohon, gardu pandang beraneka bentuk seperti cinta, bintang, kapal, dan gapura dan masih banyak lagi. Latar spot foto tersebut menjadikan jepretan foto akan terbingkai super cantik dan keceh pastinya. 







Berbeda dengan tempat wisata bergenre foto selfie ditempat lain yang serupa, di rumah pohon Banyu Anyep aneka spot tersebut bisa dimanfaatkan pengunjung sepuasnya dengan gratis tanpa dipungut biaya. yang penting kalau ada antrian teposeliro ya sob, hehe.





Lokasi tempat ini berada di ketinggian 1500 mdpl, jadi bisa kebayangkan suejuk udaranya, di lembah lereng gunung lawu lagi. Cless deh.

Jika beruntung,  berkunjung kesini saat sedang tidak terterpa kabut, kota karanganyar hingga solo dapat terlihat dengan indahnya dari salah satu gardu pandang disini lho. Keren..

Tak hanya untuk spot foto saja tempat ini, suasana bentang alam hutan Wono makmur di sisi timur dan selatan terasa benar menyeret jiwa meresapi ketenangan serta kesenduan gunung Lawu.






Ada beberapa tempat foto sejenis ini disini. 


Rute ke rumah pohon banyu anyep
Sebenarnya untuk menuju ke tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Apalagi di google map juga sudah eksis dengan syantiknya. Beberapa plang penunjuk arah juga sudah terpasang di beberapa titik. Namun jika sudah bingung arah, bisa lain ceritanya. Saran bijak sih bisa tanya langsung ke penduduk sekitar preend..


Niat hati hanya bertanya, eh malah diantar sampai lokasi. Makasih nggih pak...
Nah gambaran rute ke rumah pohon banyu anyep sebagai berikut :
Dari arah Solo, Sukoharjo, atau Klaten jika menuju Rumah Pohon Banyu Anyep silakan lewat arah Tawangmngu melalui jalur Jl Solo – Tawangmangu. terus saja hingga sampai Jalan Lawu. 

Setelah sampai di pertigaan Jawa Dwipa dan Agrosmaga 83 silakan ambil kanan menuju Desa Wonorejo. Dari sini sudah ada beberapa plang penunjuk ke Rumah pohon. Waktu tempuh dari Solo menuju Rumah pohon Banyu Anyep sekitar 1 jam naik motor dengan santai.


Sama halnya berkunjung ke tempat wisata di pegunungan, alangkah baiknya dipersiapkan piranti kendaraan dengan baik. Seperti rem, kondisi mesin yang baik dan lampu penerangan yang memadai. Jika "terpaksa" bingung selama perjalanan, jangan sungkan bertanya ke penduduk sekitar ya.. 

Salam clesspleng





Mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa, Mensaksi Kereta Uap Tua Mengasapi Kota Palagan

April 26, 2019 1 Comment
Kemasyuran nama kota Palagan yang tersemat untuk Ambarawa menggeregetkan rasa penasaran. adalah museum kereta api Ambarawa yang membuat saya tergelitik untuk sedikit menjumput ceritanya. museum ini dulunya adalah sebuah stasiun kereta api milik pemerintah kolonial Hindia Belanda yang awalnya diperuntukkan untuk memperlancar distribusi logistik militer dan hasil perkebunan seperti kopi, tembakau dari wilayah vorstenlanden dan sekitarnya untuk diangkut ke semarang.


mulai beroperasi sejak 21 mei 1873 stasiun ambarawa atau willem I lambat laun semakin berkembang dan menjadi stasiun kereta kategori stasiun kelas I. artinya stasiun ini juga melayani penumpang komersial. akan tetapi hanya terbatas khusus untuk golongan eropa dan pembesar pribumi. 

tertopangnya suplai logistik untuk kebutuhan militer sejak beroperasinya stasiun ini membuat denyut kekuatan militer garnisun benteng Willem I semakin kuat. selain itu lokasinya yang strategis tepat diantara wilayah vorstenlanden dan semarang membuat pergerakan kekuatan militer semakin efektif. Willem I akhirnya juga menjadi nama stasiun kereta api ini sejak saat itu.  



Liat jam seperti ini?pasti di stasiun kereta api

saat usia operasional genap seabad seolah menjadi titik ironi akhir samar stasiun ini. kisaran tahun 1976 stasiun Ambarawa di vonis mati oleh pemerintah orde baru waktu itu. Selanjutnya stasiun ini beralih fungsi menjadi persemayaman akhir kereta api tua sisa masa kolonial yang purna tugas. 


ini terjadi karena jalur kereta api rute Yogyakarta-Magelang-Secang-Ambarawa jalurnya hancur dan tak memungkinkan lagi untuk dilalui. petaka ini akibat bencana erupsi gunung merapi tahun 1972. selain karena faktor alam, jenis rel kereta yang dipergunakan rute ini sudah tidak familiar dengan jenis kereta api modern. praktis sejak saat itu stasiun Ambarawa menjadi terisolir dari rute jalur kereta.



stasiun ambarawa tampak masih kokoh

menuju tempat ini butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dari rumah di klaten dengan sepeda motor. sekitar pukul 13.00 sepeda motor yang kami tumpangi bertiga sampai juga diparkiran museum kereta api terlengkap di Indonesia bahkan se-asia tenggara ini. mendung yang menggumpal di langit-langit Ambarawa medikit mengkawatiri saat saya melangkah ke loket pintu masuk. 



langit mendung di atas museum ambarawa

oiya tiket masuk ke museum ambarawa sebesar Rp. 10.000 untuk setiap pengunjung. sedangkan tiket untuk naik kereta api wisata reguler adalah 50.000 untuk rute ambarawa-tuntang. lokomotif diesel vintage kereta wisata ini akan membawa para pelancong dari stasiun ambara menuju Bedono tuntang dengan melewati jalur legendarisnya disekujur bibir rowo pening. sayang siang itu pemberangkatan kereta api wisata untuk slot siang dibatalkan karena kereta api mengalami trouble dipagi harinya. tak apalah.. 

foto bersama pekerja perkeretaapian semarang tahun 1918

Sesaat setelah dipersilahkan petugas untuk memasuki museum, lorong jalan yang panjang langsung menyambut kami. lantai tegel putih pucat dengan tiang-tiang baja yang menyangga selasar seperti menghanyutkan ke mesin waktu. 


Lorong pintu masuk ke stasiun Ambarawa 

rasanya seperti sedang berjalan memasuki bangsal-bangsal rumah sakit tua masa kolonial. disisi kiri berderet lokomotif kereta uap tua mayoritas warna hitam legam mematung diam. 



deretan lokomotif tua

konon di museum amabarawa ini ada 21 kereta uap dan diesel yang menjadi koleksinya. tiga diantaranya masih beroperasi untuk wisata. satu lokomotif deisel vintage dan dua lainya loko uap buatan Hannoversche Maschinenbau Jerman dan Maschinenfabriek Esslingen Swiss. 


Pintu grendel jumbo

setelah masuk komplek museum stasiun bangunan pertama yang kami jumpai adalah gedung loket tiket kereta. bangunan bergaya kolonial dengan pintu geser grendel besar nampak masih sangat terawat. dahulu tempat ini dijadikan sebagai loket penjualan tiket di stasiun ambarawa. pernik-pernik peninggalan kerja tiketing stasiun nampak tersusun rapi dalam meja-meja koleksi. mesin ketik tua, alat hitung yang biasa dibawa controler mador kereta,hingga mesin pencetak tiket mematung tak bergeming melompati jaman. 


sayapun melanjutkan langkah kaki keselatan, tempat dimana nampak rumah kayu kusam dengan atap seng dan genting yang sudah rapuh. rumah-rumah kecil ini dahulu adalah halte kereta api. hampir semua halte tersebut dibuat oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (N.I.S.M) sebuah perusahaan partikelir yang menjadi operator kereta api di jawa pada tahun 1922. halte-halte ini dulunya adalah tempat pemberhentian kereta api feeder yang melayani rute dari stasiun Purwosari Solo menuju stasiun Wonogiri.

Halte kereta Kronelan

Halte Tekaran
Selain sebagai tempat naik dan turunya penumpang kereta api, dari halte ini tiket kereta bisa dibeli secara langsung. sekilas bentuk Halte ini mengingatkan saya pada masa kanak saya dulu, yaitu loket penjualan tiket pertunjukan Toenil dan wayang orang di dukuh Kerten,  Sabanglor, Trucuk.  


ini dia loketnya..ada yang pernah ke pasar malem?

slot kunci grendel

setelah beberapa saat istirahat mendinginkan keringat, saya melangkahkan kaki menuju arah timur, tepatnya bangunan utama stasiun Ambarawa. bangunan megah berangka baja tua yang membentang mensingup magis aroma kolonial. baja kerangka stasiun yang didatangkan langsung dari pabrik pengecoran baja di amsterdam ini nampak masih kokoh menggilas waktu. 


lantau ubin bergalzur kotak tahu

lantai bertegel kuning kunir dengan motif tekstur kotak-kotak kecil nampak masih mengkilap menghampar seisi teras stasiun. rupanya tegel atau ubin ini pesanan khusus dari sebuah pabrik di Maastricth Belanda. awet juga hingga sampai sekarang, bahkan  masih keset rasanya. 
Alas kaki pun saya tanggalkan untuk sekedar membersamai telapak kaki menderitkan lantai tegel. 


Anginpun menghembus lebih rapat, rintik hujan dari kalut mendung yang sedari tadi menggantung di langit Ambarawa turun begitu lebatnya. 
tetes hujan yang menderas membasahi kanopi stasiun membuat suara kemrengseng. pengunjungpun nampak larut dalam obrolan masing-masing tenggelam membuang waktu di sudut-sudut stasiun. 


saat hujan mensyahdu  


berhubung sore itu ada rombongan sebuah BUMN yang sedang booking sewa kereta wisata Lokomotif uap, setiap sudup stasiun padat dengan pengunjung. ada sedikit kelegaan bisa melihat kereta uap BB B2502 akan menunaikan tugas mengantar penumpang untuk relaasi Ambarawa-Bedono PP. Rute ini akan melewati pinggiran rawa pening dengan hamparan sawahnya yang kimplah-kimplah.


Hujan yang tak kunjung reda membuat waktu tunggu semakin terasa lama. dari pengeras suara stasiun dikabarkan bahwa jadwal keberangkatan kereta wisata ada kerterlambatan pemberangkatan. sambil sesekali memfoto beberapa sudut stasiun sayapun mencoba mendekat ke bangunan tengah di stasiun Ambarawa.



kereta Ambarawa yang ngehit di IG



ini juga



Perkakas di dalam gerbong kereta, entah fungsinya apa


ruang tunggu utama stasiun ambarawa

ada setidaknya dua bangunan utama ditengah stasiun sebagai ruang tunggu penumpang. ruang tunggu khusus penumpang kulit putih eropa, dan ruang tunggu penumpang non eropa. dari kedua bangunan tersebut nampak jelas pembedaan standard ganda yang diperlakukan oleh penguasa kolonial dalam melayani penumpang. 



ruang tunggu khusus penumpang eropa tampak jauh lebih mewah. warna ubin lantainyapun berbeda. lebih halus dan bermotif. dahulu diruang tunggu ini dilengkapi dengan bar yang menyajikan rupa-rupa jenis minuman mahal seperti wine dan kawan-kawanya yang didatangkan dari Belanda. sedangkan ruang tunggu penumpang non eropa lantainya tak beda dengan lantai diselasar luar stasiun yaitu tegel kuning kunir dengan motif tahu kotak-kotak. sayang sekali saya tak bisa mengabadikan foto didalam ruang ini karena saking banyaknya pengunjung yang duduk-duduk didalam ruang tunggu. 



menunggu itu menjemukan bukan?

Setelah beberapa waktu sesekali terdengar suara menyalak dari terompet katup ketel uap kereta dari kejauhan, artinya pertanda kereta sudah hampir siap. para penumpang carteran kereta itupun nampak mulai beringsut mendekat bibir rel depan pemberhentian kereta. 


Hujan lebat di stasiun ambarawa

Kereta yang ditunggupun akhirnya datang juga saat hujan tinggal menyisakan rintik-rintik. dari kejauhan Lokomotif uap B2502 hitam nampak mengepulkan asap dari cerobongnya. mesin buatan Maschinenfabriek Esslingen Swiss ini berjalan mendayu pelan mendekat ke pemberhentian stasiun Ambarawa yang sedari tadi dinanti dengan gelisah para penumpangnya. 


Setelah lokomotif berbalik arah dan kembali ke depan stasiun, para penumpangpun mulai beringsut memenuhi bangku kursi gerbong dengan riuhnya. oiya tempat membalik arah lokomotif disebut turntable atau meja putar. berbentuk rangka bundar datar dari baja. tempat inilah yang membelokan lokomotif serta gerbong untuk berbalik arah.

Turntable, meja rel pembelok arah kereta api



gerbong belakang

Roda kereta mulain bergetar dan bergerak perlahan, katup ketel uap beberapa kali terbuka. nampak kepulan asap putih membumbung seiring dengan keluarnya suara khasnya ...Thuuuut...thuuut thuuuut, 
Besi hitam itupun membawa gerbong kereta menjauh, membawa lengkap semua nostalgianya membelah hujan rintik melewati pinggir rawa pening yang teduh. 


Hari ini kembali rindu langit Ambarawa tunai sudah, kepulan asap Lokomotif tua dengan tersesapi seabrek cerita dari jamanya. Sedangkan stasiun Ambarawa kembali menyepi, memangu menunggu pengunjungnya kembali. 

saat ditinggal pengunjung stasiun ini kembali mensunyi sendiri

Awan sisa mendung pun masih tertanggal di langit Ambarawa yang semakin sore, artinya sudah saatnya bergegas pulang. namun sebelum meninggalkan museum mampir sebentar untuk membeli bekal buah tangan berupa peyek ikan khas rawa pening yang dijajakan pedagang diluar museum. 




Adakah yang punya cerita tentang museum Ambarawa?


Nostalgia Bajaj : Menganyam jejak sejarah skuter Bajaj di Indonesia

April 16, 2019 2 Comments
Scooter atau skuter merk bajaj yang legendaris dari negeri Hindustan dimasa lalu ternyata pernah mengecap cerita manis di jalanan Indonesia. mempunyai tampilan dan detail yang sangat mirip dengan scooter vespa membuatnya sulit untuk di bedakan. 



skuter bajaj Deluxe dan Bajaj Super yang release ke tanah air sejak 1975 yang lalu seperti pinang dibelah dua dengan Vespa Super dan Sprint. hal tersebut karena memang keduanya mempunyai ikatan sejarah. 

Sedikit review tentang bajaj bisa dilihat di 

https://fanfanorange.blogspot.com/2015/12/sederhana-saja.html?m=1

kerja sama joint ventura yang digagas pihak Piagio melalui brand vespa bersama Bajaj Auto India telah melambungkan nama Vespa sebagai kendaraan paling populer di dunia.


Eforia bersekuter yag mendemami duniapun berhembus juga sampai ke tanah air. pada tahun 1970an beragam brand sepeda motor mulai berbondong-bondong membanjiri indonesia. Karena waktu itu pemerintah melonggarkan kebijakan impor barang untuk menggerakkan sektor perdagangan. 


Salah satu contohnya adalah hadirnya scooter bajaj untuk kali pertama di indonesia dengan diimpor utuh langsung dari India. 

Dengan tagline HAMARA BAJAJ, brand india ini mencoba peruntungan pasar indonesia untuk kali pertama.  

Berbekal adanya iklan skuter bajaj di koran Pikiran Rakyat 15/11/1978. sayapun tergelitik untuk sedikit mengorek cerita manis bajaj India mengaspal di jalanan Indonesia. dalam iklan tersebut skuter bajaj digambarkan sebagai scooter yang kuat dan tahan banting bahkan jauh lebih kuat dengan scooter sejenis (vespa).





menggunakan tagline "Pasti Lebih Kuat" skuter bajaj mencoba membrandingkan sebagai scooter masa kini dan yang paling di gemari di luar negeri. jauh lebih mantab, kompak dan handling lebih stabil di banding skuter sejenis. 

di bagian bawah iklan terdapat tulisan tebal dan besar berbunyi

"BANDINGKAN SEKALI LAGI!! BAJAJ TETAP LEBIH MANTAP"

cukup provokatif memang iklan bajaj waktu itu dan berani berhadapan langsung dengan brand vespa yang lebih dulu hadir di Indonesia. mantab bukan?


Liku sejarah Bajaj mengaspal bebas di Indonesia

Tahun 1975 adalah tonggak awal kali kedua nama bajaj terdengar kembali di indonesia. kenapa kali kedua? ternyata brand bajaj sudah pernah dipasarkan di tanah air sejak tahun 1970. 

proses kedatanganya adalah import secara utuh melalui importir tanah air. adalah PT Tunas Bekasi Motor Company sebagai aktor utama hadirnya bajaj di tanah air. sayangnya tidak banyak bukti yang bisa didapatkan secara detail tipe bajaj apa yang yang dipasarkan. 


puncak akhirnya adalah tahun 1974. kebijakan pemerintah orde baru yang membatasi kendaraan build up dan menerapkan biaya pajak yang cukup tinggi. bajaj build up utuh dari india pun semakin samar kalah bersaing.


kondisi ini ternyata tidak berlangsung lama. adalah pengusaha kelahiran ujungpandang bernama Eddy Tansil atau Tan Tju Fuan yang mulai melihat peluang empuk ini. ia merintis pabrik perakitan kendaraan bekerja sama langsung dengan Bajaj Auto india sebagai syarat pemasaran brand kendaraan bermotor. nama bajajpun seperti melambung kembali.


di tahun yang sama dia berhasil meyakinkan pemerintah dan gubernur Jakarta waktu itu untuk menawarkan solusi, moda transportasi murah dan lebih modern dibandingkan becak dan opelet di ibukota. apalagi waktu itu kota Jakarta dan beberapa kota besar lainya sedang  giat membersihkan wajah kumuh transportasi dan mempercantik rupa. 

gayungpun bersambut kelihaian loby Eddy Tansil sekali lagi terbukti. tander moda tranportasi roda tigapun didapat. konon kabarnya sparepart body bajaj orange beroda tiga ini diproduksi dari tegal Jawa Tengah.


berbekal lisensi mesin vespa GS 160cc dan mesin serupa berkubikasi 149cc scooter bajaj rakitan PT Tunas Bekasi Motor Company yang bermarkas di Tambun hadir dalam tiga varian. yaitu bajaj super, bajaj deluxe dan Bajaj roda 3 untuk penumpang.  




Pemasaran bajaj adalah Koentji

strategi penjualan dengan memanfaatkan margin harga dari kompetitor membuat penjualan bajaj cepat diterima masyarakat kota. pada tahun 1977 skuter bajaj deluxe ditawarkan dengan harga Rp.355.000 dan varian bajaj super dengan harga Rp.325.000 padahal ditahun yang sama varian vespa rakitan PT Danmotor type vespa sprint dengan harga Rp 446.250 dan vespa super dengan harga Rp 409.500.

tak ayal bajajpun laris manis terdistribusi ke pengidam vespa dengan budget terbatas. faktor kedua dan menjadi kunci penjualan bajaj adalah kecerdikan Eddy Tansil yang sejak saat itu di juluki Bapak bajaj Indonesia dalam meramu strategi pemasaran. Strategi manjur yang dimaksud adalah penjualan dengan sisitem kredit berbunga murah. ditambah 

syarat pengajuan kredit juga sangat gampang.

medio tahun 1977- tahun 1980 adalah puncak bulan madu bajaj di Indonesia. tak hanya skuter bajaj saja yang mampu diproduksi oleh PT Tunas Bekasi Motor Company, pabrikan Jepang dengan brand kawasaki binter pun ikut tercaplok sang taipan bapak Bajaj di bawah kendalinya. 

Bajajpun kian berlaju, semrinthil mengasapi jalanan indonesia

Sanyangnya bukti sejarah potret manis scooter bajaj di indonesia tidak banyak dijumpai. bahkan seperti disengaja terkubur rapat-rapat saja. 


penyebabnya karena pabrik perakitan bajaj yang terpaksa tutup secara cepat karena bangkrut seperti aib yang tak baik untuk terkenang. selain itu ada kabar sumir kurang sedap tentang adanya permainan antara pemegang merk bajaj yang memasarkan di Indonesia dengan lingkaran pejabat penguasa nomor satu di negeri ini waktu itu. hingga akhirnya cerita nostalgia bajaj terdiamkan mengendap dan dilupakan.


--bersambung ya 

Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..