Masa liburan nan panjang telah terjumput usai, saatnya menata kembali aktifitas seperti sedia kala kembali. remah-remah cerita liburanpun menggunung dalam memori, tentunya memori dari gawai tak luput juga terjahami. sayangkan kalau tidak terbagikan ke sahabat handai toulan semua?
Cerita kunjungan liburan tempo lalu kami berkunjung
ke Candi Barong. Sahabat mungkin sudah tidak asing dengan Candi Prambanan dan
Candi Borobudur, namun adakah yang sudah mengetahui atau berkunjung ke Candi
Barong?
Candi Barong merupakan
salah satu candi Hindu. Candi ini terletak di atas bukit Batur Agung atau masyur juga dengan sebutan bukit abhayagiri, tepatnya di
Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Keberadaannya
diketahui dari catatan Belanda yang disusun dalam Rapporten van den
Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie (ROD) atau laporan dinas
kepurbakalaan tahun 1915. Dalam catatan tersebut Candi Barong disebut dengan
nama Candi Sari Sorogedug. Namun masyarakat sekitar lebih lazim menyebut dengan
istilah Candi Barong karena terkait adanya dekorasi di gerbang candi berupa
Kala (*barongan dalam bahasa Jawa).
Di sekitar Candi Barong
banyak dijumpai situs-situs candi baik Hindu maupun Budha, antara lain Candi
Miri, Candi Dawangsari atau Stupa Dawangsari, arca Ganesha, situs Ratu Boko,
serta Candi Sumberwatu. Candi Barong diperkirakan dibangun sekitar abad IX
sampai X Masehi.
Candi Barong didirikan dengan
fungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Dewa Wisnu merupakan
salah satu Dewa Trimurti dalam agama Hindu yang berkedudukan sebagai Dewa
Pemelihara. Sementara Dewi Sri merupakan salah satu cakti/ perwujudan lain dari
Dewa Wisnu, yang dianggap Dewi Padi dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Pemujaan Dewa Wisnu dan
Dewi Sri terkait dengan kehidupan masyarakat pada waktu itu yang sebagian besar
menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Oleh karena kondisi lingkungan
sekitar yang tandus, maka pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri dimaksudkan
untuk mendatangkan berkah kesuburan, sehingga dapat memberikan peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Secara arsitektural,
Candi Barong memiliki keunikan tersendiri dibandingkan candi-candi di kawasan
Prambanan. Keunikan tersebut terlihat dari penataannya, yaitu memusat ke
belakang. Hal ini tidak lazim karena pada umumnya penataan candi pada periode
Jawa Tengah bersifat memusat ke tengah, seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu.
Penataan yang memusat ke belakang ini juga dijumpai pada situs Candi Ijo yang
terletak tidak jauh dari Candi Barong.
Candi Barong terbagi
menjadi tiga halaman, yaitu halaman pertama terdapat dua buah candi, kemudian
halaman dua dan tiga tidak dijumpai bangunan hanya di sisi timur ada pagar
terluar, yang pada waktu ditemukan dalam posisi terkubur di tanah. Bangunan
utama Candi Barong adalah dua buah candi di teras satu. Dua buah candi tersebut
berukuran 8, 18 meter x 8, 18 meter dengan tinggi 9, 05 meter.
Upaya pemugaran Candi
Barong telah dimulai semenjak tahun 1987, diawali dengan memugar candi di sisi
utara. Sewaktu pemugaran di sisi utara diketahui jika di bawah bangunan candi
terdapat sembilan kotak bujur sangkar yang merupakan gambaran dari Wastupurusamandala. Menurut Stella
Kramrich kotak yang terletak di tengah merupakan tempat terpusatnya potensi
gaib yang menguasai alam semesta, sedangkan delapan kotak lainnya merupakan
penjelmaan dewa mata angin.
Tahun 1992 kedua candi
induk selesai dipugar, kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar.
Saat pemugaran ditemukan banyak temuan arkeologis, berupa dua buah arca Dewa
Wishu, dua buah arca Dewi Sri, satu buah arca Ganesha, serta dua buah arca yang
belum selesai dibuat. Selain itu juga ditemukan kotak-kotak peripih (kotak batu tertutup yang didalamnya
terdapat ruang berjumlah ganjil dan biasanya ditanam di dasar pucat candi/ di
bawah arca, bertujuan untuk memberi nyawa dan wibawa pada sebuah bangunan suci)
dari bahan batu andesit dan batu putih. Dalam salah satu peripih ditemukan
lembaran-lembaran tipis berupa emas dan perak. Di atas lembaran emas tersebut
terdapat goresan tulisan, namun sayang sudah tidak terbaca lagi tulisannya.
Dalam proses pemugaran tersebut juga ditemukan peralatan rumah tangga seperti
mangkuk keramik, guci, mata kapak, serta sendok.
Retribusi masuk Candi
Barong hanya Rp. 5.000 saja dengan fasilitas yang lumayan bagus
seperti adanya mushola kecil, beberapa gasebo, kamar mandi, serta tentu saja
lingkungan candi yang terawat dan bersih.
Jika sahabat ingin
mengunjungi candi ini, kami sarankan agar tidak mengambil jalur sebelum tebing
breksi. Hal ini dikarenakan jalurnya sangat sulit dijangkau dan merupakan jalur
jeep offroad. Lebih baik sahabat mengambil jalur selatan Candi Prambanan saja,
karena jalurnya sudah beraspal meskipun ada beberapa tanjakan curam. Selamat
berkunjung dan menikmati indahnya Candi Barong ya, tetap jaga kesehatan agar
kita bisa selalu berkunjung di setiap sudut wilayah Indonesia tercinta.
candi inti |
test
ReplyDeleteNumpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajoqq^^com...
segera di add Whatshapp : +855969190856