Showing posts with label candi hindu di Yogyakarta. Show all posts
Showing posts with label candi hindu di Yogyakarta. Show all posts

Candi Barong: Candi Cantik Yang Tersembunyi di Balik Bukit

July 25, 2019 2 Comments


Masa liburan nan panjang telah terjumput usai, saatnya menata kembali aktifitas seperti sedia kala kembali. remah-remah cerita liburanpun menggunung dalam memori, tentunya memori dari gawai tak luput juga terjahami. sayangkan kalau tidak terbagikan ke sahabat handai toulan semua?

Cerita kunjungan liburan tempo lalu kami berkunjung ke Candi Barong. Sahabat mungkin sudah tidak asing dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur, namun adakah yang sudah mengetahui atau berkunjung ke Candi Barong?

Candi Barong merupakan salah satu candi Hindu. Candi ini terletak di atas bukit Batur Agung atau masyur juga dengan sebutan bukit abhayagiri, tepatnya di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Keberadaannya diketahui dari catatan Belanda yang disusun dalam Rapporten van den Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie (ROD) atau laporan dinas kepurbakalaan tahun 1915. Dalam catatan tersebut Candi Barong disebut dengan nama Candi Sari Sorogedug. Namun masyarakat sekitar lebih lazim menyebut dengan istilah Candi Barong karena terkait adanya dekorasi di gerbang candi berupa Kala (*barongan dalam bahasa Jawa).

Gerbang utama dengan kala Barongan 

Di sekitar Candi Barong banyak dijumpai situs-situs candi baik Hindu maupun Budha, antara lain Candi Miri, Candi Dawangsari atau Stupa Dawangsari, arca Ganesha, situs Ratu Boko, serta Candi Sumberwatu. Candi Barong diperkirakan dibangun sekitar abad IX sampai X Masehi.

Candi Barong didirikan dengan fungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Dewa Wisnu merupakan salah satu Dewa Trimurti dalam agama Hindu yang berkedudukan sebagai Dewa Pemelihara. Sementara Dewi Sri merupakan salah satu cakti/ perwujudan lain dari Dewa Wisnu, yang dianggap Dewi Padi dalam kehidupan masyarakat Jawa.

salah satu relief di candi Barong, jangan speechless yak..

Pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri terkait dengan kehidupan masyarakat pada waktu itu yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Oleh karena kondisi lingkungan sekitar yang tandus, maka pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri dimaksudkan untuk mendatangkan berkah kesuburan, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

Secara arsitektural, Candi Barong memiliki keunikan tersendiri dibandingkan candi-candi di kawasan Prambanan. Keunikan tersebut terlihat dari penataannya, yaitu memusat ke belakang. Hal ini tidak lazim karena pada umumnya penataan candi pada periode Jawa Tengah bersifat memusat ke tengah, seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu. Penataan yang memusat ke belakang ini juga dijumpai pada situs Candi Ijo yang terletak tidak jauh dari Candi Barong.

Candi Barong terbagi menjadi tiga halaman, yaitu halaman pertama terdapat dua buah candi, kemudian halaman dua dan tiga tidak dijumpai bangunan hanya di sisi timur ada pagar terluar, yang pada waktu ditemukan dalam posisi terkubur di tanah. Bangunan utama Candi Barong adalah dua buah candi di teras satu. Dua buah candi tersebut berukuran 8, 18 meter x 8, 18 meter dengan tinggi 9, 05 meter.

Upaya pemugaran Candi Barong telah dimulai semenjak tahun 1987, diawali dengan memugar candi di sisi utara. Sewaktu pemugaran di sisi utara diketahui jika di bawah bangunan candi terdapat sembilan kotak bujur sangkar yang merupakan gambaran dari Wastupurusamandala. Menurut Stella Kramrich kotak yang terletak di tengah merupakan tempat terpusatnya potensi gaib yang menguasai alam semesta, sedangkan delapan kotak lainnya merupakan penjelmaan dewa mata angin.

Tahun 1992 kedua candi induk selesai dipugar, kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Saat pemugaran ditemukan banyak temuan arkeologis, berupa dua buah arca Dewa Wishu, dua buah arca Dewi Sri, satu buah arca Ganesha, serta dua buah arca yang belum selesai dibuat. Selain itu juga ditemukan kotak-kotak peripih (kotak batu tertutup yang didalamnya terdapat ruang berjumlah ganjil dan biasanya ditanam di dasar pucat candi/ di bawah arca, bertujuan untuk memberi nyawa dan wibawa pada sebuah bangunan suci) dari bahan batu andesit dan batu putih. Dalam salah satu peripih ditemukan lembaran-lembaran tipis berupa emas dan perak. Di atas lembaran emas tersebut terdapat goresan tulisan, namun sayang sudah tidak terbaca lagi tulisannya. Dalam proses pemugaran tersebut juga ditemukan peralatan rumah tangga seperti mangkuk keramik, guci, mata kapak, serta sendok.

Retribusi masuk Candi Barong hanya Rp. 5.000 saja dengan fasilitas yang lumayan bagus seperti adanya mushola kecil, beberapa gasebo, kamar mandi, serta tentu saja lingkungan candi yang terawat dan bersih.


candi inti
Jika sahabat ingin mengunjungi candi ini, kami sarankan agar tidak mengambil jalur sebelum tebing breksi. Hal ini dikarenakan jalurnya sangat sulit dijangkau dan merupakan jalur jeep offroad. Lebih baik sahabat mengambil jalur selatan Candi Prambanan saja, karena jalurnya sudah beraspal meskipun ada beberapa tanjakan curam. Selamat berkunjung dan menikmati indahnya Candi Barong ya, tetap jaga kesehatan agar kita bisa selalu berkunjung di setiap sudut wilayah Indonesia tercinta.

Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..