Mengenal bumi lebih dekat di Watu Sepur Bayat

November 16, 2018 Add Comment
Selamat berjumpa kembali masbro dan mbak sist yang budiman. kali ini saya akan mengilar-ilar certita dari satu tempat yang kece di klaten. selain kece tentunya sekaligus spik-spik tempat syahdu sambil mengenal alam dan bumi kita tersayang secara lebih intim.
Namanya watu sepur bayat, mungkin bagi kalian semua nama tempat ini masih asing ditelinga, Watu Sepur memang masih tergolong tempat wisata yang masih baru, bila dibandingkan dengan Bukit cinta atau puncak arjuna yang lebih dulu ngehits.

berlokasi dikawasan pegunungan Jiwo, atau lereng bukit karangpandan. Dukuh bogoran, jotangan, kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Sebenarnya watu sepur memiliki potensi wisata yang besar. tidak hanya ekowisata semata tetapi juga edukasi, hanya saja sampai sekarang belum tersentuh dan terkelola oleh instansi terkait dengan baik..  wah wah

sebelum tenggelam serius lebih dalam, kita liatin dulu yuk ada apa sih di watu Sepur Bayat?



untuk mencapai lokasi ini tidaklah sulit dan susah, karena sudah ada baliho petunjuk kearah lokasi persis dipinggir jalan wiro-bayats. Letaknya di sebelah utara paseban sunan tembayat. di aplikasi google map juga sudah terpapar dengan syantiknya.

gapura pintu masuk Watu Sepur terbuat dari batang kayu yang yang dibentuk sedemikian rupa layaknya gapura masuk desa waktu 17an jaman lampau gitu..mungkin lho ya menurut pengelola warga setempat agar ciri khas suasana desa khas Bayat tetap melekat di jaman kekinian.
Untuk tiket masuk Rp.2.000/ orang, dan parkir motor Rp. 2.000 sedangkan mobil Rp. 5.000.
bagi yang suka swafoto atau pemburu spot foto kekininan ada banyak tempat yang disediakan secara merdeka dan gratis kok, weis...

dari pintu masuk sampai ke puncak gardu pandang kita akan di hadapkan pada jalan bertangga dengan batang kayu di sudut-sudut tangganya. Tangga lurus tanpa jeda, bagi yang jarang olah raga kayaj saya bakalan dijamin akan gobyos dan ngos-ngosan begitu sampai di puncak bukit.
karena berlokasi lereng bukit dengan dengan ketinggian tidak lebih dari 500mdpl jangan berharap tempatnya sejuk dan dingin sob, tapi untunglah pepohonan di sini tumbuh dengan rimbunnya. cocoklah buat ngadem..wkwkwk.



nah kenapa kok disebut watu sepur?apa ada sepur diatas bukit? Enggak sob,sebenarnya watu sepur adalah gugusan atau tumpukan lapisan batu yang memanjang di punggung bukit ini dan tersingkap. Panjang sibhkapanya sekitar 120an meter. deret-deretan batu inilah kemudian oleh masyarakat sekitar disebut watu sepur.


masih minimnya publikasi hasil penelitian ilmiah tentang lokasi ini menjadikan informasi destinasi watu sepur yang diterima warga sekitar dan pengunjung sangat terbatas. umumnya informasi yang diketahui sebatas tempat wisata, spot foto yang instagenik, dan lain sebagainya.
padahal sebenarnya komplek wilayah perbukitan ini adalah komplek laboratorium geologi alam terlengkap dan terbesar di jawa tengah. Bahkan hingga saat ini para mahasiswa dan peneliti geologi selalu merekomendasikan tempat ini untuk penelitian.

deretan batu pembentuk watu sepur adalah lempeng lapisan bebatuan purba yang tersingkap akibat fenomena penujaman lempeng jutaan tahun silam. selain itu beberapa fragmen batu kapur di bukit ini merupakan tipikal karang pantai lengkap dengan biota laut purba yang telah membatu. Namun beberapa tumbuhan endemik khas pantai masih ada disini lho, seperti pohon pandan laut.

Salah satu sumber rujukan ilmiah tentang tempat ini adalah laporan hasil penelitian Bothe pada tahun 1927, dia adalah seorang ahli geologi yang bekerja untuk pemerintah Hindia Belanda. dalam paparan penelitiannya dia mengambil sample lokasi eksplorasi ambisius pembangunan pusat irigasi industri perkebunan tebu dan tembakau di wilayah klaten.
proyek pembangunan ini telah dimulai pada tahuan 1917 atas prakarsa raja keraton kasunanan PB X. proyek yang dimaksud adalah pembuatan penampungan air untuk irigasi yang sekarang bernama rowo jombor.
pembuatan terowongan air yang menembus bukit yang disebut dengan terowongan gunung pegat  ternyata menyingkap misteri fenomena alam yang terjadi jutaan tahun silam.


akhirnya walaupun lokasi watu sepur sekarang ini tidak se-eksotik gunung api purba di Nglanggeran, namun tetap saja memiliki potensi yang tak kalah besar dan tak pula kalah otentik sebagai tempat ekowisata bahkan wisata edukasi yang luar biasa.

nah penasaran pengin ke watu sepur (lagi)?.... yuk gassss

Candi Dawangsari, reruntuhan stupa di bukit kedamaian Abhayagiri

October 08, 2018 Add Comment
Hallo pecinta ngetrip sekalian yang berbahagia, bagaimana kabarnya?
tujuan perjalanan blusukan candi kali ini mungkin sebagian dari manteman semua masih asing dengan tempat ini. namanya Candi Dawangsari atau Stupa Dawangsari. dimana itu lokasinya? secara administrasi situs sejarah ini berada di dusun Dawangsari, Sambirejo Kecamatan Prambanan, Sleman Yogyakarta. masih dikomplek bukit Abhayagiri atau sebelah tenggara komplek situs Ratu Boko kok sob.

kalau manteman sudah pernah mengunjungi Candi Barong, pasti tidak akan sulit menemukan situs ini. Kalau dari jalan Jogja-Solo, sebelah selatan candi prambanan kan ada lampu merah, nah jalan sedikut ke barat sampe ketemu jalan ke selatan lurus saja 3.5 km ke selatan, jalan perkampungan, sampai naik ke perbukitan Abhayagiri, sampai deh.

Sayangnya sampai sekarang situs ini masih berupa reruntuhan batu dengan beberapa tumpukan yang sudah mulai tersusun.


Sebaran batu adesit penyusun candi atau situs ini tersebar di sebidang tanah hampir seluas lapangan sepakbola. jangan berpikiran tempatnya datar dan lapang seperti candi Barong ya, kontur tanahnya sedikit berundak.


melihat reruntuhan struktur candi berupa stupa, bisa dikatakan situs ini merupakan situs candi budha atau hindu budha. Sedangkan candi Barong yang letaknya 200 meter disebelahnya merupakan peninggalan agama hindu siwa.
Dari keterangan yang didapat rupanya situs dawangsari dibangun dalam waktu yang bersamaan dengan candi Barong, dan beberapa candi di kompleks bukit ini.

situs dawangsari ini diperkirakan dibangun pada abad ke 9 sampai 10 Masehi. yang menarik dari situs candi dawangsari ini adalah adanya stupa candi yang berdiameter sangat besar, ukuran stupa situs dawangsari setara dengan stupa candi borobudur di Magelang.
tidak banyak sumber sejarah yang bisa digali untuk menyibak misteri yang menyelimuti sejarah candi dawangsari.
Dalam cacatan kajian kepurbakalaan masa Hindia Belanda pertama kali situs ini disebut dalam kajian sejarah ROD pada tahun 1915, akan tetapi baru tahun 2001, ada kajian serius untuk menindaklanjuti penemuan ini.


melihat dua bangunan sejarah berupa candi Hindu dan Budha dalam satu komplek bukan sesuatu yang asing dimasa lampau, terutama saat berkuasanya kerajaan mataram kuno. Di dalam komplek candi prambanan misalnya juga ada sebuah candi Budha, selain itu ya ditempat ini.

hal ini menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat penganut ajaran Hindu dan Budha pada waktu itu bisa hidup berdampingan atau rukun.

melihat kondisi situs yang masih berantakan dan tidak seberuntung dengan dengan disebelahnya yaitu candi Barong, saya tidak bisa membayangkan apa sebenarnya yang terjadi dimasa lampau sehingga candi dawangsari sampai berceceran sedemikian rupa.


nah bagi kalian yang hobi tilik candi, tempat ini sangat rekomended masuk list kunjungan. apalagi sambil bergowes ria, ajib banget pokoknya.


salam Nggenjot Onthel

De Tjolomadoe, tempat instagramable dan bersejarah di ujung Soloraya

October 02, 2018 Add Comment
"Suasana tempo dulu seperti hidup kembali, seperti dalam percakapan Gula Jawa" begitu kira-kira kesan pertama saya saat memasuki komplek bekas pabrik gula tua bernama De Tjolomadoe yang ikonik dan bersejarah di Soloraya.
sudut-sudut bangunan besar dengan cerobong asap jangkungnya sangat instagramable dan sedang ngehits di kalangan kawula muda. 




lokasi De Tjolomadu berada di Paulan wetan, Malangjiwan, Colomadu Karanganyar. walaupun berada di pinggiran kota namun untuk menuju ke De Tjolomadoe sangat gampang karena letaknya pesis di pinggir jalan besar Jl Adi Sucipto. 


Sebelum dinamai De Tjolomadoe dan berubah fungsi, tempat ini awalnya bernama pabrik gula Colomadu (PG Colomadu). 

Pasangsurut industri perkebunan telah purna dilalui, sempat menjadi biang kegemilangan dimasa lalu, kemudian terkapar jatuh oleh kejamnya jaman dan kini hidup kembali menjadi tempat kekinian "ala jaman now" merupakan kisah panjang pabrik gula colomadu.



Kalau kalian pernah nonton film Habibie Ainun pasti tahu dong celetukan tokoh Habibie saat melihat senyumanya Ainun "Gula Jawa" 
loh gimana ini? terus apa hubungannya dengan De Tjolomadu? kan film habibie ainun latar adeganya di Pabrik Gula Gondangwinagoen klaten. sama-sama pabrik gula kali ya?  

maksudnya gini mas bro dan mbak sist sekalian. De Tjolomadoe atau nama sebelumnya Pabrik Gula Colomadu atau Sugar Fabriek Tjolomadoe sebelum direnovasi alih fungsi dan kembali dibuka merupakan pabrik tua yang mati suri, dan terbengkalai selama puluhan tahun. bahkan sampai pernah dijadikan tempat untuk syuting uji nyali. walah 

makanya kok saya langsung teringat salah satu celetukan "gula jawa" tersebut saat pertama kali memasuki komplek De Tjolomadoe secara langsung dari dekat. "Ewoow" banget dech. 




berkunjung ke tempat ini serasa benar-benar menikmati "Gula Jawa" kalau yang hobi cekrek-cekrek. 

yakin dech kalian bakal menggila kalap. sstt masih gratis untuk masuk kesini, paling cuma biaya parkir saja.

menceritakan pengalaman ke tempat bersejarah tak lengkap dong tanpa menjembreng masa lalunya?


Adalah inisiatif dari KGPAA Mangkunegara IV setelah naik tahta pada tahun 1853. untuk menyelamatkan kadipaten dari kebangkrutan maka perlu untuk sesegera mungkin menggerakkan roda ekonomi kadipaten yang sedang dilanda krisis keuangan dan lilitan hutang. salah satunya dengan membangun pabrik gula. 


cara ini ditempuh lantaran kadipaten mangkunegaran menunggak warisan hutang dari generasi sebelumnya kepada pemerintah kolonial belanda setelah perjanjian salatiga. jumlah hutangnya luar biasa besar waktu itu yaitu sebesar f 100.000. 


setelah mendapat ijin dari kepala residen Surakarta J.H Tobias untuk menarik kembali lahan lungguh yang sebelumnya di sewa untuk perkebunan milik pemerintah kolonial KGPAA mulai merancang untuk mewujudkan mimpinya membangun pabrik gula yang dikelola langsung dibawah kendali kadipaten Mangkunegara. 


Tanggal 8 Desember 1861 pembangunan dimulai. dengan dibantu sokongan dana sebesar f 400.000 dari seorang mayor Tionghoa dari semarang bernama Be Biau Tjoan pabrik gula pertama milik penguasa lokal jawa berdiri. 


Masa-masa kegemilangan pabrik gula colomadu dimulai pada tahun 1861 saat untuk pertama kalinya pabrik ini beroperasi menggiling tebu untuk dijadikan gula dengan kwalitas bagus. 


Karena bisnis gula sedang mengalami prospek yang cerah kadipaten mangkunegaran melebarkan sayap bisnisnya ke wilayahnya yang lain tepatnya di lereng gunung lawu dengan mendirikan pabrik gula bernama Tasikmadu. 


Singkat cerita akhirnya kadipaten mangkunegra mampu melunasi hutang-hutangnya pada pemerintah kolonial belanda. bahkan terus mencatatkan surplus keuntungan sehingga menjadi wilayah kadipaten otonom yang kaya. 


puncak kejayaan industri gula kadipaten mangkunegaran terjadi pada tahun 1928 saat KGPAA Mangkunegara VII bertahta. disaat beberapa pabrik gula milik swasta dan pemerintah Kolonial Belanda mengalami masa surut justru PG Colomadu dan PG Tasikmadu terus bertahan dan berkembang, bahkan menjadi pabrik gula penghasil gula terbesar di wilayah Asia. 


pada tahun inilah PG Colomadu mengalami masa keemasanya. fasilitas disekitar pabrik gula sangat lengkap. mulai dibangunya sekolah dan fasilitas klinik kesehatan (semacam rumah sakit) yang diperuntukkan kepada pegawai dan keluarga karyawan pabrik.


sayang masa romantisme manisnya industri gula mulai berangsur suram saat masa penjajahan Jepang hingga masa revolusi kemerdekaan. 


Setelah kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia mulai melakukan nasionalisasi seluruh perusahaan perkebunan. PG Colomadu berada dibawah bendera PT perkebunan nusantara. 


selama beroperasi kembali ternyata keuangan PG Colomadu tidak kembali membaik. ketertinggalan teknologi serta mandeknya inovasi perusahaan ditambah faktor buruknya menagemen pengelolaan membuat setiap tahun pabrik ini terus mencatatkan keruagian. 


puncaknya pada tahun 1998 PG Colomadu mulai menghentikan aktifitas gilingnya. mulai ditinggalkan dan dibiarkan mati suri. sedih ya...  


Setelah hampir 20 tahun berlalu PG Colomadu kembali berdenyut, tepatnya 24 maret 2018. peresmian PG Colomadu yang telah mermetamorfosis kini berganti nama menjadi De Tjolomadu. 

konon tak tanggung-tanggung, komposes dunia yang terkenal macam David Foster dan artis papan atas Anggun C Sasmi kalau tidak salah ikut menyemarakan acaranya peresmianya.

lah terus saya kesini kapan? hehe

saat acara Vespa "Solo Mods May Day" saya sempat mampir ke tempat "Gula Jawa ini". a
caranya oke banget dan petjah....

sayang tak banyak foto-foto.




Satu lagi kalau kalian berkunjung ke De Tjolomadoe kalian bakal melihat bangunan besar bertuliskan Anno 1928. kalian mesti foto disini. hahaha



belum sah rasanya kalau kalian belum mengabadikan momen keberadaanmu di sisini "cekrek, capsien aku di kene  terus upload"




Lepas dari segala polemik yang masih mendera antara pihak ahli waris Mangkunegaran dengan pemerintah dalam hal ini BUMN yang bertanggung jawab dalam menyulap De Tjolomadoe, tidak salah kalau kalian berkunjung ke tempat unik satu ini. tak hanya wisata belaka yang didapat tapi juga pengalaman menyelami sejarah industri gula di tanah jawa. ah "Gula Jawa"


salam



Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..