De Tjolomadoe, tempat instagramable dan bersejarah di ujung Soloraya

October 02, 2018 Add Comment
"Suasana tempo dulu seperti hidup kembali, seperti dalam percakapan Gula Jawa" begitu kira-kira kesan pertama saya saat memasuki komplek bekas pabrik gula tua bernama De Tjolomadoe yang ikonik dan bersejarah di Soloraya.
sudut-sudut bangunan besar dengan cerobong asap jangkungnya sangat instagramable dan sedang ngehits di kalangan kawula muda. 




lokasi De Tjolomadu berada di Paulan wetan, Malangjiwan, Colomadu Karanganyar. walaupun berada di pinggiran kota namun untuk menuju ke De Tjolomadoe sangat gampang karena letaknya pesis di pinggir jalan besar Jl Adi Sucipto. 


Sebelum dinamai De Tjolomadoe dan berubah fungsi, tempat ini awalnya bernama pabrik gula Colomadu (PG Colomadu). 

Pasangsurut industri perkebunan telah purna dilalui, sempat menjadi biang kegemilangan dimasa lalu, kemudian terkapar jatuh oleh kejamnya jaman dan kini hidup kembali menjadi tempat kekinian "ala jaman now" merupakan kisah panjang pabrik gula colomadu.



Kalau kalian pernah nonton film Habibie Ainun pasti tahu dong celetukan tokoh Habibie saat melihat senyumanya Ainun "Gula Jawa" 
loh gimana ini? terus apa hubungannya dengan De Tjolomadu? kan film habibie ainun latar adeganya di Pabrik Gula Gondangwinagoen klaten. sama-sama pabrik gula kali ya?  

maksudnya gini mas bro dan mbak sist sekalian. De Tjolomadoe atau nama sebelumnya Pabrik Gula Colomadu atau Sugar Fabriek Tjolomadoe sebelum direnovasi alih fungsi dan kembali dibuka merupakan pabrik tua yang mati suri, dan terbengkalai selama puluhan tahun. bahkan sampai pernah dijadikan tempat untuk syuting uji nyali. walah 

makanya kok saya langsung teringat salah satu celetukan "gula jawa" tersebut saat pertama kali memasuki komplek De Tjolomadoe secara langsung dari dekat. "Ewoow" banget dech. 




berkunjung ke tempat ini serasa benar-benar menikmati "Gula Jawa" kalau yang hobi cekrek-cekrek. 

yakin dech kalian bakal menggila kalap. sstt masih gratis untuk masuk kesini, paling cuma biaya parkir saja.

menceritakan pengalaman ke tempat bersejarah tak lengkap dong tanpa menjembreng masa lalunya?


Adalah inisiatif dari KGPAA Mangkunegara IV setelah naik tahta pada tahun 1853. untuk menyelamatkan kadipaten dari kebangkrutan maka perlu untuk sesegera mungkin menggerakkan roda ekonomi kadipaten yang sedang dilanda krisis keuangan dan lilitan hutang. salah satunya dengan membangun pabrik gula. 


cara ini ditempuh lantaran kadipaten mangkunegaran menunggak warisan hutang dari generasi sebelumnya kepada pemerintah kolonial belanda setelah perjanjian salatiga. jumlah hutangnya luar biasa besar waktu itu yaitu sebesar f 100.000. 


setelah mendapat ijin dari kepala residen Surakarta J.H Tobias untuk menarik kembali lahan lungguh yang sebelumnya di sewa untuk perkebunan milik pemerintah kolonial KGPAA mulai merancang untuk mewujudkan mimpinya membangun pabrik gula yang dikelola langsung dibawah kendali kadipaten Mangkunegara. 


Tanggal 8 Desember 1861 pembangunan dimulai. dengan dibantu sokongan dana sebesar f 400.000 dari seorang mayor Tionghoa dari semarang bernama Be Biau Tjoan pabrik gula pertama milik penguasa lokal jawa berdiri. 


Masa-masa kegemilangan pabrik gula colomadu dimulai pada tahun 1861 saat untuk pertama kalinya pabrik ini beroperasi menggiling tebu untuk dijadikan gula dengan kwalitas bagus. 


Karena bisnis gula sedang mengalami prospek yang cerah kadipaten mangkunegaran melebarkan sayap bisnisnya ke wilayahnya yang lain tepatnya di lereng gunung lawu dengan mendirikan pabrik gula bernama Tasikmadu. 


Singkat cerita akhirnya kadipaten mangkunegra mampu melunasi hutang-hutangnya pada pemerintah kolonial belanda. bahkan terus mencatatkan surplus keuntungan sehingga menjadi wilayah kadipaten otonom yang kaya. 


puncak kejayaan industri gula kadipaten mangkunegaran terjadi pada tahun 1928 saat KGPAA Mangkunegara VII bertahta. disaat beberapa pabrik gula milik swasta dan pemerintah Kolonial Belanda mengalami masa surut justru PG Colomadu dan PG Tasikmadu terus bertahan dan berkembang, bahkan menjadi pabrik gula penghasil gula terbesar di wilayah Asia. 


pada tahun inilah PG Colomadu mengalami masa keemasanya. fasilitas disekitar pabrik gula sangat lengkap. mulai dibangunya sekolah dan fasilitas klinik kesehatan (semacam rumah sakit) yang diperuntukkan kepada pegawai dan keluarga karyawan pabrik.


sayang masa romantisme manisnya industri gula mulai berangsur suram saat masa penjajahan Jepang hingga masa revolusi kemerdekaan. 


Setelah kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia mulai melakukan nasionalisasi seluruh perusahaan perkebunan. PG Colomadu berada dibawah bendera PT perkebunan nusantara. 


selama beroperasi kembali ternyata keuangan PG Colomadu tidak kembali membaik. ketertinggalan teknologi serta mandeknya inovasi perusahaan ditambah faktor buruknya menagemen pengelolaan membuat setiap tahun pabrik ini terus mencatatkan keruagian. 


puncaknya pada tahun 1998 PG Colomadu mulai menghentikan aktifitas gilingnya. mulai ditinggalkan dan dibiarkan mati suri. sedih ya...  


Setelah hampir 20 tahun berlalu PG Colomadu kembali berdenyut, tepatnya 24 maret 2018. peresmian PG Colomadu yang telah mermetamorfosis kini berganti nama menjadi De Tjolomadu. 

konon tak tanggung-tanggung, komposes dunia yang terkenal macam David Foster dan artis papan atas Anggun C Sasmi kalau tidak salah ikut menyemarakan acaranya peresmianya.

lah terus saya kesini kapan? hehe

saat acara Vespa "Solo Mods May Day" saya sempat mampir ke tempat "Gula Jawa ini". a
caranya oke banget dan petjah....

sayang tak banyak foto-foto.




Satu lagi kalau kalian berkunjung ke De Tjolomadoe kalian bakal melihat bangunan besar bertuliskan Anno 1928. kalian mesti foto disini. hahaha



belum sah rasanya kalau kalian belum mengabadikan momen keberadaanmu di sisini "cekrek, capsien aku di kene  terus upload"




Lepas dari segala polemik yang masih mendera antara pihak ahli waris Mangkunegaran dengan pemerintah dalam hal ini BUMN yang bertanggung jawab dalam menyulap De Tjolomadoe, tidak salah kalau kalian berkunjung ke tempat unik satu ini. tak hanya wisata belaka yang didapat tapi juga pengalaman menyelami sejarah industri gula di tanah jawa. ah "Gula Jawa"


salam



Sepeda Mini trek: Sepeda Gaulnya anak-anak generasi milenial

July 28, 2018 16 Comments
Membicarakan tentang model sepeda bagi sebagian generasi milenial pasti akan mudah menebak sepeda ini, yess sepeda mini. waktu itu sepeda mini, Jengki, dan  sepeda “federal” memang menjadi idola. trend sepeda tersebut  seolah tumbuh bersamaan menemani masa gembira generasi milenial ketika masih bocah. 

Namun sobat semua apakah sudah tahu sepeda mini trek? apa itu sepeda mini trek dan bagaimana sih sebanarnya bentuk sepeda mini trek?

Booming sepedaan atau istilahnya "Ngowes" setidaknya tumbuh subur sejak pertengahan tahun 90an. gejolak jaman ini memunculkan brand sepeda kayuh yang identik dengan sepeda gunung, istilahnya MTB dengan merk lokal seperti FIDERAL, POLYGON, WYMCYCLE  dll. seperti gayung alat mandi yang bersaut-saut gebyur ternyata keadaan tersebut juga diikuti semakin suburnya komunitas sepeda. Sepeda MTB memang menjadi primadona hingga tahun 2000an. 

lalu bagaimana dengan sepeda-sepeda generasi sebelumnya? Inilah jos nya Indonesia, seolah tidak mau kalah, sepeda tua pun ternyata tidak surut pencintanya. dengan sebutan “pit onthel” dan sepeda Kebo penggemar sepeda jenis ini terus eksis seperti tak lekang waktu dan jaman. bahkan ada saja penggemrnya sampai sekarang.


Wah, sudah..sudah.. dari pada nglantur kemana-mana mending langsung kita bahas sepeda minitrek..iya to?


Sepeda mini trek sebenarnya adalah sepeda modifikasi, istilah kekinianya sepeda custom. berasal dari frame atau rangka sepeda mini yang imut berubah fungsi untuk ngebut, ala-ala sepeda balap begitu kiranya. 

tak hanya sekarang sebenarnya mini trek naik tahta. dulu sepeda mini trek juga pernah booming dan menjadi idola lho. 

Kalau kita searching ke mbah gugel kata mini trek maka kata selanjutnya yang muncul adalah Surabaya. benar to? 
iyes ternyata komunitas sepeda mini trek di Surabaya sudah lebih dulu eksis, bahkan sangat besar penggemarnya. nah, lalu bagaimana di kota-kota lainya?

Demam sepeda min itrek ternyata juga menjalar di kota lain, salah banyaknya termasuk menyengat ke kota bengawan solo. Daaan inilah awal mula saya kesengsem dan mengkastem sepeda mini merk Buterfly di rumah simbah saya.

Saat itu sekitar tahun 1999, saya sepedaan jlajah kutho dari klaten ke solo. saat itu sepertinya di Solo sedang ada acara sepeda santai hari jadi kota ini. Mata saya menangkap sekelompok pesepeda yang membuat saya bergeming untuk menoleh. itulah pertama saya melihat sepeda minitrek, bisa ngebut banter ternyata.


ya jelas bisa ngebut to, lha ternyata part sepeda balap nemplok dipenggerak sepeda ini. mulai seperangkat gear depan yang super jumbo bercumbu dengan kombinasi gear balap tumpuk di roda belakang. 




karena waktu itu saya tidak bawa kamera, maka hanya berbekal imajinasi dari apa yang saya lihat. akhir kata saya bangunlah sepeda mini trek dirumah simbah dan ternukil nama “cerbone.” dan beginilah bentuknya..



frame lengkung tunggal sepeda mini dengan stang menjulang yang khas serta boncengan komplit keranjang belanja didepan stang mengesankan ini sepeda imut dan unyu-unyu. namun demi membuat mini trek itusemua sedikit dilengserkan. tujuanya agar  bentuk sepeda mini menjadi sedikit kedjam dan njengking. nah sebenarnya yang berubah dari sepeda mini menjadi mini trek apa saja?


membangun menjadi minitrek praktis yang tersisa dari sepeda ini hanya frame dan pork depan saja. namun saya lebih sreg mengganti pork depan asli dengan pork sepeda BMX, sekiranya menurut saya posisi as roda depan bisa adjustable, karena ada tiga lubang as roda. bisa di paling belakang, tengah dan paling depan. feel rasanya kayak beda diantara ketiganya, halah halah... 
Perubahan lainya adalah sebagai berikut :
  • 1.    Velk diganti dengan bahan aluminium, dengan ukuran 20 inch atau 22 inchi, lebar velk biasanya lebih kecil seperti sepeda balap
  • 2.    Sedel diganti milik sepeda balap atau sepeda gunung. sedangkan batang penyangga sedel menggunakan milik sepeda lipat atau (biasanya panjang 40 cm)
  • 3.    Gir depan disarankan memakai mata gigi 48-52 (gigi depan lebih besar karena mengejar speed) bisa memakai gear sepeda balap jadul, atau kalau ada dana berlebih bisa menggunakan 1 set gear balap modern besarta as gear yang kotak.
  • 4.    Gir belakang bisa pakai gear tumpuk balap, atau gear single ukuran 14 mata, kalau beruntung bisa menggunakan gear freewhel sepeda bmx mata 12.
  • 5.    Dudukan setang diganti dengan dudukan stang balap, bahan aloy atau besi (sesuaikan dengan budged)
  • 6.      Pengereman sebaiknya pakai rem u milik sepeda balap.


Nah gimana tertarik untuk mengkustom sepeda mini kamu menjadi sepeda mini trek? semoga bermanfaat dan salam ngebut..

Review ban scooter Oshaka MX2300, Citarasa Lokal

July 12, 2018 Add Comment
Hallo mas bro vespa mania semuanya, sebagai salah satu motor klasik dengan populasi lumayan banyak di tanah air, tentu masbro semua menginginkan vespanya tampil trendi bukan? 

salah satu yang membuat tampilan vespa tambah ganteng adalah bagian kaki-kaki, maka banyak dari masbro semua mendandani sekuter vespanya dengan tampilan kaki-kaki yang sedap dipandang. 


vespa dengan modif repaint baru atau dengan tampilan original paint yang dibiarkan beladus akan tambah oke dengan ditunjang pemilihan ban yang yoi.
namun terbatasnya model ban ukuran 10" dan 8" dipasaran tentu membuat masbro Mumet ruarbiasa. apalagi membicarakan anggarannya. kalau dengan anggaran lebih longgar sebenarnya bisa leluasa memilih brand ban impor seperti pirelli atau michelin. 

namun untuk selera standard kayak saiya ya pilihannya setidaknya hanya produk irc dan swallow, dengan konsekuensi kembangan ban itu-itu saja. 

sebenarnya untuk type tubeless ada alternatif kembangan ban yang sedikit lebih beragam. namun kembali ke budged ho ho ho. nah beberapa hari yang lalau saiya coba hunting ke toko ban vespa di wilayah solo kebetulan ban belakang si orange sudah mulus halus. 

singkat kata dan singkat cerita ketemulah ke salah satu toko ban di sekitar gemblegan solo. mencoba tingak tinguk nanya sama ownernya. hmm ternyata ada ban lokal yang menarik perhatian saya, merknya oshaka, hi hihi kayak merk ban sepeda angin ya.


Untuk typenya jenis tubeless type mx 2300, untuk ukurannya sekitar 4.00x10, sekilas bentuk banya mirip dengan ban tubeless swallow..
Cekiibrot penampakannya..







Karena peruntukannya jenis ban ini tubeless jadi secara berat dan ketebalan ban disbanding ban biaya (tubetyre) rasanya lebih berat dan lebih tebal. “rasanya lho” soalnya tidak ditimbang dan diukur.

Singkat kata dan cerita terpasanglah si Oshaka dengan manjanya di ban belakang si orange, rasa-rasanya kegantengannya naik berlipat-lipat, asyiiik. Nah bagaimana sensasi ban sekuter seharga kurang dari 100.000 ini bro?biasakah atau bagaimana bagaimana? Cekidot dech

Soal handling dengan berat ban yang sedikit lebih berat dengan type ban tubetyre atau ban standar vespa pengguanaan ban jenis tubeles membuat handling sedikit mantab,walapun tapak ban mirip-mirip atau bahkan sama ukurannya tapi alur kembangan ban model dual purpose semi tahu memberikan cengkraman ban makin bagus terutama saat melibat jalanan non aspalt. Namun kompon ban yang lebih keras membeuat sedikit minusnya. Secara umum okelah ban ini.

Lain halnya soal kekuatan ban, harus saya akui ban oshaka ini kurang elastic karetnya. Kaku banget, mungkin karena ketebalan kars banya yang sedkikit lebih tebal membuat ban ini sedikit lebih kaku. Tapi tidak sampai menimbulkan vibrasi berlebihan kok bro. 

nah soal daya tahan ini yang belum saya ketahui, selama pemakaian beberapa bulan di si orange oermukaan ban masih oke baik disisi samping maupun celah0celah kembangan ban. Belum saya jumai gejala ban getas atau retak seperti ban dengan kualitas alakadarnya.

Kesimpulannya ban oshaka cukup oke untuk pemakaian harian dengan segala kondisi jalanan khas Negara kita yang halus-halus syahdu. 

Nah sobat semua punya cerita atau pengalaman seputar penggunaan ban lokal merk ini bisa lah didiskusikan di kolam komentar.. caiyooo

Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..