Klaten Surganya Soto

January 08, 2018 Add Comment
Hallo mas bro mbak bro semua.. ketemu lagi disini, hhmm lama nggak post artikel, baru semedi cari wangsit nih..he he he..Landjut...
kali ini saya mau membahas masalah kuliner, tempat jajan dan yang berhubungan dengan selera (laaapaar..he he) pastinya yang budgetnya hemat-hemat lah...nah targetnya menu berkuah yang banyak disukai seantero masyarakat Indonesia...(woow) yaitu SOTO.

Kuliner soto saoto atau beberapa nama turunan lainya yang merujuk pada menu makanan berkuah kaldu dengan suiran daging dan potongan sayur kol, touge dan dan mie putih (gak semua ada) serta irisan seledri dan taburan bawang goreng...hhmhmh yummy..

di kota klaten mencari menu soto itu sangat mudah, dan banyak dijumpai. mulai dari warung kecil sampai warung besar kusus soto banyak dijumpai. ga peduli pagi, siang sampai malam pasti ada. 

nah salah satu yang lagi hits di kota klaten yaitu warung soto Kwali Pak Suryo. lokasinya agak dlesep sih, yaitu di desa sekalekan (tidak jauh dari tempat makam kyai Melati) kalau dari Jalan pemuda klaten sebelah selatan -alun klaten ada perempatan kecil ambil jalan ke kiri alias ketimur. kira-kira 200an meter warung soto ini sudah terlihat. cukup ramai pengunjungnya terutama saat pagi dan diakhir pekan. 


lazimnya soto, penyajian soto di warung ini menggunakan mangkuk cembung kecil. sebenarnya ada dua pilihan soto yang disajikan, tergantung porsinya yaitu soto kecil dan soto besar. yang membedakan hanya ukuran mangkuknya, dan pastinya tarif harganya  he he he..

Satu mangkuk soto kecil harganya Rp.3000 saja sedang mangkuk besar Rp. 5000. selain soto pasti juga ada beranekaragam (heh kayak toko pakaian :) ) gorengan seperti tahu, tempe, bakwan, sate usus, sosis tusuk goreng daaaaan kerupuk, harganya standard lah...
nah...penasaran?warung ini cuma buka dari pagi sampai sore gaes...

Landjut gan.....
Nah...kalau mau cari soto di malam hari...ini nih tempatnya..sangat legend pokoknya.
dan menurut saya warung ini sangat ledendaris di klaten sisi timur khususnya daerah kecamatan Cawas...
namanya Soto Chotin atau jamak disebut "Soto Tengah Pasar Cawas. 
Sesuai dengan sebutan namanya lokasi warung soto ini berada di dalam pasar Cawas Klaten. 
jam operasional warung soto ini hanya malam hari bro...yaitu pukul 19.00 sampai soto habis, yaa kira-kira tutup sekitar jam 03.00 pagi. he he jangan ngarep warung soto ini buka pagi ya..soalnya kalau pagi tempat warung ini berfungsi sebagai los pasar.hmmmz
Setiap malam warung yang lokasinya tepat disebelah pintu masuk pasar cawas ini selalu ramai sesak dengan pengunjung. 
Selain rasanya yang ajib minuman spesialnya juga mantap yaitu teh poci tubruk. uniknya wadah gelas dan pocinya terbuat dari tanah liat. awesome dach...

Oiya satu lagi soal harga, banderol seporsi soto dan sepaket teh poci tubruk di warung ini yang membikin terkejut!!! asli murah bingit.

ahh jadi pengin soto..

Sangiran The Homeland of Javaman…jejak terakhir manusia Jawa yang hilang?

November 16, 2016 Add Comment
Sangiran adalah sebuah wilayah di Jawa tengah tepatnya 17 km arah utara kota solo. Sangiran merupakan sebuah lembah yang terbentang di bantaran sungai bengawan solo dan gunung Lawu. Kawasan sangiran mulai tahun 1977 ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Kita sangat patut berbanggga karena sejak tahun 1999 Sangiran masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).

Mendengar situs Sangiran mengingatkan kita pada penemuan fosil manusia purba yang telah berusia sekitar 1,8 hingga 2,5 juta tahun yang lalu. Perdebatanpun muncul tentang asal usul manusia purba sangiran yang diidentifikasi sebagai homo erectus, dengan manusia modern. Celakanya teori yang tertanam di benak kebanyakan masyarakat mengenai hubungan penemuan manusia purba dengan manusia modern adalah dengan pendekatan analisis penentangan terhadap teori evolusi Darwin saja. Sehingga kepingan kepingan peninggalan masa lampau tersebut seolah hilang keterkaitanya dan membeku tanpa makna apapun.

Ketika pertama kali mengunjungi museum sangiran saya teramat terkagum dengan banyaknya fosil-fosil yang ditemukan di lembah sangiran. dan ternyata lebih dari 50% penemuan fosil manusia purba yang ada di dunia berada di lembah sangiran. Seketika pertanyaan besar yang ada di kepala saya adalah siapa mereka?benarkan mereka manusia jawa yang hilang?

menyusuri tiap koleksi museum sangiran seolah membuka tabir misteri kehidupan masa purba di tanah jawa dan dunia. Lokasi museum sangiran merupakan pusat bentang alam kehidupan si manusia penjelajah dan tempat tinggal manusia purba jawa. Tempat mereka hidup berdampingan dengan semua flora dan fauna yang hidup bersamaan dengan kehadiran mereka hingga manusia purba jawa dan mahkluk hidup disekitarnya menghadapi takdirnya, .

Tersingkapnya misteri situs sangiran
Ketertarikan seorang arkeolog dan dokter berkebangsaan Belanda Eugene Dubois yang mengeksplorasi peninggalan purba di aliran sungai bengawan solo ternyata membuahkan hasil yang mencengangkan dunia yaitu penemuan tengkorak dan tulang paha Pithecanthropus erectus (“Manusia Jawa”) oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, tahun 1891. Fosil ini merupakan salah satu fosil kepala manusia tertua yang ditemukan dimuka bumi. Tak anyal penemuan “gila” ini membuat seluruh mata peneliti di seluruh dunia terarah ke Jawa tepatnya daerah aliran sungai bengawan solo. Adalah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald yang menemukan alat serpih dibukit Ngebung di wilayah sangiran yang jumlahnya tidak sedikit. alat sepih tersebut terbuat dari batu kalsedon. Sehingga fokus eksplorasi di arahkan di wilayah lembah sangiran.
Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain.

Dalam lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba. Berdasarkan penelitian geologis, situs Sangiran merupakan kawasan yang tersingkap lapisan tanahnya akibat proses orogenesa (pengangkatan dan penurunan permukaan tanah) dan kekuatan getaran di bawah permukaan bumi (endogen) maupun di atas permukaan bumi (eksogen). Aliran Sungai Cemoro yang melintasi wilayah tersebut juga mengakibatkan terkikisnya kubah Sangiran menjadi lembah yang besar yang dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan pinggiran-pinggiran yang landai. Beberapa aktifitas alam di atas mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah/formasi periode pleistocen yang susunannya terbentuk pada tingkat-tingkat pleistocen bawah (lapisan Pucangan), pleistocen tengah (lapisan Kabuh), dan pleistocen atas (lapisan Notopuro). Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di lapisan-lapisan tersebut berasosiasi dengan fosil-fosil fauna yang setara dengan lapisan Jetis, lapisan Trinil, dan lapisan Ngandong.

Balung Butho dan Cerita rakyat 
tentang pertempuran para raksasa di lembah Sangiran.
Para ilmuwan semua sepakat mengatakan bahwa wilayah lembah sangiran dahulu merupakan tempat yang sangat subur, sumber makanan dan surga ekosistem kehidupan karena berada di jalur katulistiwa. Sehingga kawasan ini menjadi tujuan akhir migrasi beragam makhluk hidup termasuk manusia purba. Kenyamanan dalam beradap tasi membuat si manusia penjelajah ini membuat pangkalan perburuan dan tempat menetap. Kenyamanan kehidupan masa purba di tanah jawa sepertinya terhenti oleh fenomena alam yang luar biasa dahyat sehingga menyapu jantung pulau jawa. Penemuan lapisan magma vulkanik yang membentuk lapisan dan menutup fosil yang ditemukan menguatkan bahwa telah terjadi letusan vulkanik yang besar di lembah sangiran. Selain itu adanya menemuan hewan laut berupa kerang yang berusia lebih dari ratusan ribu tahun menandakan daerah ini juga pernah tenggelam.

Jauh setelah kehidupan purba di sangiran terhenti , kehidupan mulai ada lagi di wilayah lembah sangiran. Cerita lisanpun muncul secara turun temuran diwilayah lembah sangiran. Cerita motos itu tentang kehidupan dimasa lampau di lembah sangiran dan mitos tentang pertempuran para raksasa selama ribuan tahun. Jejak puncak pertempuran para raksasa berada di kubah sangiran yang berakhir dengan tewasnya seluruh raksasa. Istilah balung butho yang banyak ditemukan di wilayah sangiran seolah membuktikan pertempuran para raksasa itu mamang benar terjadi. Masyarakat sangiran mengangggap tulang besar atau balung butho tersebut memmiliki kekuatan magis, sebagai jimat, obat anti bisa binatang liar dan penolak setan sehingga tulang belulang purba ini dibiarkan berserakan tanpa dipindahkan oleh masyarakat sekitar. Kemunculan para peneliti asing dari eropa perlahan-lahan mulai mengikis pemahaman masyarakat sangiran akan adanya mitos balung butho.



Diakhir tulisan ini saya mencoba merenungkan tentang misteri kehidupan dimasa lampau, tentang sosok manusia penjelajah yang telah menemukan rumahnya berupa tanah impian, tentang sosok purba manusia jawa yang telah mendiami pulau ini selama jutaan tahun yang lalu, hingga akhirnya menemukan garis hidupnya, PUNAH.

Aku dan Anak-anak Lereng Merapi

July 22, 2016 Add Comment

Anak-anak bagaikan kertas putih. Mereka tetaplah memiliki kebebasan untuk mewarnai hidupnya. Sama halnya saat mengukir mimpi sesuai dengan apa yang dicita-citakan kelak.
Klaten, 22/2/2016. Untuk pertama kali, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menyelenggarakan Kelas Inspirasi. Gerakan sehari mengajar anak-anak SD ini sudah bergulir beberapa tahun yang lalu dan diadakan di berbagai kota di Indonesia. Tahun ini, Klaten menjadi kota penyelenggara pertama kali.

Pemilihan Klaten ditarbelakangi keprihatinan kelompok relawan akan masa depan anak-anak, khususnya mereka yang tinggal di kawasan lereng Merapi. Minimnya pemahaman tentang profesi cukup mencengangkan. Terlebih lagi, pasca erupsi Merapi pada 2006 yang lalu. Sebagian besar dari mereka bercita-cita menjadi "thoker" atau penambang pasir, bahkan sopir truk. Hal ini cukup beralasan karena keseharian anak-anak lereng Merapi tak lepas dari aktivitas penambangan pasir.

Melihat kondisi tersebut, pada tanggal 22 Februari 2016, lebih dari 130 relawan dari berbagai jenis profesi turut andil dalam kegiatan Kelas Inspirasi Klaten. Dengan mengusung tema "Kami Anak-anak Lereng Merapi Punya Mimpi", para relawan berbagi cerita tentang profesi kepada anak-anak. Seharian penuh mereka berinteraksi langsung dengan anak-anak lereng Merapi.

Para relawan dibagi dalam 9 kelompok yang mengajar di SD wilayah Kecamatan Manisrenggo dan Kemalang. Pemilihan sekolah didasarkan pada letak geografis yang sangat berdekatan dengan Gunung Merapi dan aliran Kali Woro, salah satu sungai yang menjadi limpahan material erupsi Merapi dan pusat penambangan pasir.
Salah satu relawan mengajar dari Surabaya, Teddy Santoso, menceritakan pengalamannya selama berinteraksi dengan anak-anak SD Negeri Talun 1, Kemalang. Ia mengatakan, mayoritas siswa masih bingung saat ditanya tentang cita-citanya kelak.

Teddy yang berprofesi sebagai dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya ini harus putar otak ketika memperkenalkan profesinya. "Alhamdulillah. Dengan pendekatan ala anak-anak, mereka jadi tahu kalo dosen itu juga seperti guru. Mengajar, tetapi berbeda tempat dan muridnya," ujarnya.
Rasa lega dan tertantang juga diutarakan Rachmadian Nastiti yang berprofesi sebagai petugas rekam medis di salah satu rumah sakit swasta di Klaten. Ia datang ke sekolah dengan membawa alat-alat peraga yang selama ini dia kerjakan sehari-hari di rumah sakit. Sangat menantang, apalagi ia mendapat giliran mengajar kelas 1. Kesulitan membaca dan menulis dari para murid tidaklah jadi soal untuknya. Semakin menyenangkan, anak-anak pun tetap dapat menikmati dan bergembira dengan materi yang diberikan.

Kelas Inspirasi Klaten diharapkan terus diselenggarakan pada tahun berikutnya. Jumlah relawan dan sekolah sasaran juga kian bertambah agar semakin banyak orang yang berkesempatan berbagi cerita kepada anak-anak SD. Semakin banyak pula murid yang mendapatkan cerita tentang beragam profesi dan menuai semangat dari para relawan untuk berani bermimpi. Ini semua demi dunia pendidikan di Tanah Air. Meski dalam langkah kecil, jika dilakukan secara bersama-sama, bukankah akan memberikan dampak yang besar?


Salah satu pengajar sedang berinteraksi anak-anak





Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..