Sangiran The Homeland of Javaman…jejak terakhir manusia Jawa yang hilang?

November 16, 2016 Add Comment
Sangiran adalah sebuah wilayah di Jawa tengah tepatnya 17 km arah utara kota solo. Sangiran merupakan sebuah lembah yang terbentang di bantaran sungai bengawan solo dan gunung Lawu. Kawasan sangiran mulai tahun 1977 ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Kita sangat patut berbanggga karena sejak tahun 1999 Sangiran masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).

Mendengar situs Sangiran mengingatkan kita pada penemuan fosil manusia purba yang telah berusia sekitar 1,8 hingga 2,5 juta tahun yang lalu. Perdebatanpun muncul tentang asal usul manusia purba sangiran yang diidentifikasi sebagai homo erectus, dengan manusia modern. Celakanya teori yang tertanam di benak kebanyakan masyarakat mengenai hubungan penemuan manusia purba dengan manusia modern adalah dengan pendekatan analisis penentangan terhadap teori evolusi Darwin saja. Sehingga kepingan kepingan peninggalan masa lampau tersebut seolah hilang keterkaitanya dan membeku tanpa makna apapun.

Ketika pertama kali mengunjungi museum sangiran saya teramat terkagum dengan banyaknya fosil-fosil yang ditemukan di lembah sangiran. dan ternyata lebih dari 50% penemuan fosil manusia purba yang ada di dunia berada di lembah sangiran. Seketika pertanyaan besar yang ada di kepala saya adalah siapa mereka?benarkan mereka manusia jawa yang hilang?

menyusuri tiap koleksi museum sangiran seolah membuka tabir misteri kehidupan masa purba di tanah jawa dan dunia. Lokasi museum sangiran merupakan pusat bentang alam kehidupan si manusia penjelajah dan tempat tinggal manusia purba jawa. Tempat mereka hidup berdampingan dengan semua flora dan fauna yang hidup bersamaan dengan kehadiran mereka hingga manusia purba jawa dan mahkluk hidup disekitarnya menghadapi takdirnya, .

Tersingkapnya misteri situs sangiran
Ketertarikan seorang arkeolog dan dokter berkebangsaan Belanda Eugene Dubois yang mengeksplorasi peninggalan purba di aliran sungai bengawan solo ternyata membuahkan hasil yang mencengangkan dunia yaitu penemuan tengkorak dan tulang paha Pithecanthropus erectus (“Manusia Jawa”) oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, tahun 1891. Fosil ini merupakan salah satu fosil kepala manusia tertua yang ditemukan dimuka bumi. Tak anyal penemuan “gila” ini membuat seluruh mata peneliti di seluruh dunia terarah ke Jawa tepatnya daerah aliran sungai bengawan solo. Adalah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald yang menemukan alat serpih dibukit Ngebung di wilayah sangiran yang jumlahnya tidak sedikit. alat sepih tersebut terbuat dari batu kalsedon. Sehingga fokus eksplorasi di arahkan di wilayah lembah sangiran.
Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain.

Dalam lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba. Berdasarkan penelitian geologis, situs Sangiran merupakan kawasan yang tersingkap lapisan tanahnya akibat proses orogenesa (pengangkatan dan penurunan permukaan tanah) dan kekuatan getaran di bawah permukaan bumi (endogen) maupun di atas permukaan bumi (eksogen). Aliran Sungai Cemoro yang melintasi wilayah tersebut juga mengakibatkan terkikisnya kubah Sangiran menjadi lembah yang besar yang dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan pinggiran-pinggiran yang landai. Beberapa aktifitas alam di atas mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah/formasi periode pleistocen yang susunannya terbentuk pada tingkat-tingkat pleistocen bawah (lapisan Pucangan), pleistocen tengah (lapisan Kabuh), dan pleistocen atas (lapisan Notopuro). Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di lapisan-lapisan tersebut berasosiasi dengan fosil-fosil fauna yang setara dengan lapisan Jetis, lapisan Trinil, dan lapisan Ngandong.

Balung Butho dan Cerita rakyat 
tentang pertempuran para raksasa di lembah Sangiran.
Para ilmuwan semua sepakat mengatakan bahwa wilayah lembah sangiran dahulu merupakan tempat yang sangat subur, sumber makanan dan surga ekosistem kehidupan karena berada di jalur katulistiwa. Sehingga kawasan ini menjadi tujuan akhir migrasi beragam makhluk hidup termasuk manusia purba. Kenyamanan dalam beradap tasi membuat si manusia penjelajah ini membuat pangkalan perburuan dan tempat menetap. Kenyamanan kehidupan masa purba di tanah jawa sepertinya terhenti oleh fenomena alam yang luar biasa dahyat sehingga menyapu jantung pulau jawa. Penemuan lapisan magma vulkanik yang membentuk lapisan dan menutup fosil yang ditemukan menguatkan bahwa telah terjadi letusan vulkanik yang besar di lembah sangiran. Selain itu adanya menemuan hewan laut berupa kerang yang berusia lebih dari ratusan ribu tahun menandakan daerah ini juga pernah tenggelam.

Jauh setelah kehidupan purba di sangiran terhenti , kehidupan mulai ada lagi di wilayah lembah sangiran. Cerita lisanpun muncul secara turun temuran diwilayah lembah sangiran. Cerita motos itu tentang kehidupan dimasa lampau di lembah sangiran dan mitos tentang pertempuran para raksasa selama ribuan tahun. Jejak puncak pertempuran para raksasa berada di kubah sangiran yang berakhir dengan tewasnya seluruh raksasa. Istilah balung butho yang banyak ditemukan di wilayah sangiran seolah membuktikan pertempuran para raksasa itu mamang benar terjadi. Masyarakat sangiran mengangggap tulang besar atau balung butho tersebut memmiliki kekuatan magis, sebagai jimat, obat anti bisa binatang liar dan penolak setan sehingga tulang belulang purba ini dibiarkan berserakan tanpa dipindahkan oleh masyarakat sekitar. Kemunculan para peneliti asing dari eropa perlahan-lahan mulai mengikis pemahaman masyarakat sangiran akan adanya mitos balung butho.



Diakhir tulisan ini saya mencoba merenungkan tentang misteri kehidupan dimasa lampau, tentang sosok manusia penjelajah yang telah menemukan rumahnya berupa tanah impian, tentang sosok purba manusia jawa yang telah mendiami pulau ini selama jutaan tahun yang lalu, hingga akhirnya menemukan garis hidupnya, PUNAH.

Aku dan Anak-anak Lereng Merapi

July 22, 2016 Add Comment

Anak-anak bagaikan kertas putih. Mereka tetaplah memiliki kebebasan untuk mewarnai hidupnya. Sama halnya saat mengukir mimpi sesuai dengan apa yang dicita-citakan kelak.
Klaten, 22/2/2016. Untuk pertama kali, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menyelenggarakan Kelas Inspirasi. Gerakan sehari mengajar anak-anak SD ini sudah bergulir beberapa tahun yang lalu dan diadakan di berbagai kota di Indonesia. Tahun ini, Klaten menjadi kota penyelenggara pertama kali.

Pemilihan Klaten ditarbelakangi keprihatinan kelompok relawan akan masa depan anak-anak, khususnya mereka yang tinggal di kawasan lereng Merapi. Minimnya pemahaman tentang profesi cukup mencengangkan. Terlebih lagi, pasca erupsi Merapi pada 2006 yang lalu. Sebagian besar dari mereka bercita-cita menjadi "thoker" atau penambang pasir, bahkan sopir truk. Hal ini cukup beralasan karena keseharian anak-anak lereng Merapi tak lepas dari aktivitas penambangan pasir.

Melihat kondisi tersebut, pada tanggal 22 Februari 2016, lebih dari 130 relawan dari berbagai jenis profesi turut andil dalam kegiatan Kelas Inspirasi Klaten. Dengan mengusung tema "Kami Anak-anak Lereng Merapi Punya Mimpi", para relawan berbagi cerita tentang profesi kepada anak-anak. Seharian penuh mereka berinteraksi langsung dengan anak-anak lereng Merapi.

Para relawan dibagi dalam 9 kelompok yang mengajar di SD wilayah Kecamatan Manisrenggo dan Kemalang. Pemilihan sekolah didasarkan pada letak geografis yang sangat berdekatan dengan Gunung Merapi dan aliran Kali Woro, salah satu sungai yang menjadi limpahan material erupsi Merapi dan pusat penambangan pasir.
Salah satu relawan mengajar dari Surabaya, Teddy Santoso, menceritakan pengalamannya selama berinteraksi dengan anak-anak SD Negeri Talun 1, Kemalang. Ia mengatakan, mayoritas siswa masih bingung saat ditanya tentang cita-citanya kelak.

Teddy yang berprofesi sebagai dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya ini harus putar otak ketika memperkenalkan profesinya. "Alhamdulillah. Dengan pendekatan ala anak-anak, mereka jadi tahu kalo dosen itu juga seperti guru. Mengajar, tetapi berbeda tempat dan muridnya," ujarnya.
Rasa lega dan tertantang juga diutarakan Rachmadian Nastiti yang berprofesi sebagai petugas rekam medis di salah satu rumah sakit swasta di Klaten. Ia datang ke sekolah dengan membawa alat-alat peraga yang selama ini dia kerjakan sehari-hari di rumah sakit. Sangat menantang, apalagi ia mendapat giliran mengajar kelas 1. Kesulitan membaca dan menulis dari para murid tidaklah jadi soal untuknya. Semakin menyenangkan, anak-anak pun tetap dapat menikmati dan bergembira dengan materi yang diberikan.

Kelas Inspirasi Klaten diharapkan terus diselenggarakan pada tahun berikutnya. Jumlah relawan dan sekolah sasaran juga kian bertambah agar semakin banyak orang yang berkesempatan berbagi cerita kepada anak-anak SD. Semakin banyak pula murid yang mendapatkan cerita tentang beragam profesi dan menuai semangat dari para relawan untuk berani bermimpi. Ini semua demi dunia pendidikan di Tanah Air. Meski dalam langkah kecil, jika dilakukan secara bersama-sama, bukankah akan memberikan dampak yang besar?


Salah satu pengajar sedang berinteraksi anak-anak





Petuah ronggowarsito

June 22, 2016 Add Comment

Renungan Pagi

_nguri-uri_
Falsafah RONGGO WARSITO ..untuk mengingatkan kepada  kita semua...
 
_Rejeki iku ora iså ditiru.._
(REJEKI ITU TIDAK BISA DITIRU)

_Senajan pådå lakumu_
(WALAU JALANMU SAMA)

_Senajan pådå dodolan mu_
(WALAU JUALANMU SAMA)

_Senajan pådå nyambut gawemu_
(WALAU PEKERJAANMU SAMA)

_Kasil sing ditåmpå bakal bedå2_
(HASIL YANG DITERIMA AKAN BERBEDA SATU SAMA LAIN)

_Iså bedå nèng akèhé båndhå_
(BISA LAIN DALAM BANYAKNYA HARTA)

_Iså ugå ånå nèng Råså lan Ayemé ati, yaiku sing jenengé bahagia_
(BISA LAIN DALAM RASA BAHAGIA DAN KETENTERAMAN HATI)

_Kabèh iku såkå tresnané Gusti kang måhå kuwåså_
(SEMUA ITU ATAS KASIH DARI TUHAN YANG MAHA KUASA)

_Såpå temen bakal tinemu_
(BARANG SIAPA BER-SUNGGUH2 AKAN MENEMUKAN)

_Såpå wani rekåså bakal nggayuh mulyå_
(BARANG SIAPA BERANI BERSUSAH PAYAH AKAN MENEMUKAN KEMULIAAN)

_Dudu akèhé, nanging berkahé kang dadèkaké cukup lan nyukupi_
(BUKAN BANYAKNYA, MELAINKAN BERKAHNYA YANG MENJADIKAN CUKUP DAN MENCUKUPI)

_Wis ginaris nèng takdiré menungså yèn åpå sing urip kuwi wis disangoni såkå sing kuwåså_
(SUDAH DIGARISKAN OLEH TAKDIR BAHWA SEMUA YANG HIDUP ITU SUDAH DIBERI BEKAL OLEH YANG MAHA KUASA)

_Dalan urip lan pangané wis cemepak cedhak kåyå angin sing disedhot bendinané_
(JALAN HIDUP DAN REJEKI SUDAH TERSEDIA, DEKAT, SEPERTI UDARA YANG KITA HIRUP SETIAP HARINYA)

_Nanging kadhang menungså sulap måtå lan peteng atiné, sing adoh såkå awaké katon padhang cemlorot ngawé-awé, nanging sing cedhak nèng ngarepé lan dadi tanggung jawabé disiå-siå kåyå orå duwé gunå_
(TETAPI KADANG MANUSIA SILAU MATA DAN GELAP HATI, YANG JAUH KELIHATAN BERKILAU DAN MENARIK HATI.. TETAPI YANG DEKAT DIDEPANNYA DAN MENJADI TANGGUNG JAWABNYA DISIA-SIAKAN SEPERTI TAK ADA GUNA)

_Rejeki iku wis cemepak såkå Gusti, ora bakal kurang anané kanggo nyukupi butuhé menungså såkå lair tekané pati_
(REJEKI ITU SUDAH DISEDIAKAN OLEH TUHAN, TIDAK BAKAL BERKURANG UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN MANUSIA DARI LAHIR SAMPAI MATI)
    
_Nanging yèn kanggo nuruti karep menungså sing ora ånå watesé, rasané kabèh cupet, nèng pikiran ruwet, lan atiné marahi bundhet_
(TETAPI KALAU MENURUTI KEMAUAN MANUSIA YANG TIDAK ADA BATASNYA, SEMUA DIRASA KURANG MEMBUAT RUWET DI HATI DAN PIKIRAN)

_Welingé wong tuwå, åpå sing ånå dilakoni lan åpå sing durung ånå åjå diarep-arep, semèlèhké lan yèn wis dadi duwèkmu bakal tinemu, yèn ora jatahmu, åpå maneh kok ngrebut såkå wong liyå nganggo cårå sing ålå, yå  waé, iku bakal gawé uripmu lårå, rekåså lan angkårå murkå sak jeroning kaluwargå, kabeh iku bakal sirnå balik dadi sakmestiné_
(PETUAH ORANG TUA, JALANILAH APA YANG ADA DIDEPAN MATA DAN JANGAN TERLALU BERHARAP LEBIH UNTUK YANG BELUM ADA.
KALAU MEMANG MILIKMU PASTI AKAN KETEMU, KALAU BUKAN JATAHMU, APALAGI SAMPAI MEREBUT MILIK ORANG MEMAKAI CÀRA TIDAK BAIK, ITU AKAN MEMBUAT HIDUPMU MERANA, SENGSARA DAN ANGKARA MURKA. SEMUA ITU AKAN SIRNA KEMBALI KE ASALNYA)

_Yèn umpåmå ayem iku mung biså dituku karo akèhé båndhå dahnå rekasané dadi wong sing ora duwé_
(MISALKAN KETENTERAMAN ITU BISA DIBELI DENGAN HÀRTA, ALANGKAH SENGSARANYA ORANG YANG TIDAK PUNYÀ)

_Untungé ayem isà diduwèni såpå waé sing gelem ngleremké atiné ing bab kadonyan, seneng   tetulung marang liyan, lan pasrahké uripé marang GUSTI KANG MURBENG DUMADI,_
(UNTUNGNYA, KETENTERAMAN BISA DIMILIKI OLEH SIAPA SAJA YANG TIDAK MENGAGUNGKAN KEDUNIAWIAN, SUKA MENOLONG ORANG LAIN DAN MENSYUKURI HIDUPNYA).

Featured Post

Nostalgia Sepeda Jengki Phoenix, sepeda China yang dimiliki hampir seluruh keluarga Indonesia

                    Pertengahan tahun 1965 Presiden pertama RI Soekarno pernah menumpahkan kekesalanya pada budaya barat yang mulai tersemai...

Artikel lainya gan..