Cerita sepeda minitrek, Sepeda minion yang tidak langka tapi tak banyak yang punya.
November 22, 2019
cerita sepeda mminitrek
komunitas sepeda minitrek
sejarah sepeda minitrek
sepeda balap
sepeda lawas
sepeda minion
3 Comments
Beberapa tahun belakangan kegiatan sepedaan atau gowes
sedang ranum growingnya. Laiknya sebuah trend yang sedang menggejala beberapa
type sepada begitu laris manis diburu masyarakat untuk dimiliki. dari type road
bike, Mtb hingga sepeda lipat atau folding merupakan item most wanted yang
sedang in.
Bagi para pabrikan sepeda tumbuhnya gaya hidup masyarakat yang sedang gandrung gowes menjadi berkah tersendiri. Mulai brand lokal dengan harga yang lumayan terjangkau hingga merk-merk sepeda dari luar negeri sama-sama kecipratan omset yang tajam naik.
Dari kesemua merk dalam hal penjualan seperti kran air yang dibuka, Soor... kencang memilah
dan memilih sekmentnya sendiri-sendiri. Sebuah fenomena baru yang tak ditemui
ditahun-tahun yang lalu.
Bagi para pabrikan sepeda tumbuhnya gaya hidup masyarakat yang sedang gandrung gowes menjadi berkah tersendiri. Mulai brand lokal dengan harga yang lumayan terjangkau hingga merk-merk sepeda dari luar negeri sama-sama kecipratan omset yang tajam naik.
namanya minion cerbong. hehehe |
Itu untuk jenis sepeda baru fresh dari pabrik. Nah kalau
sepeda vintage atau lawasan bagaimana? Setidaknya setali tiga uang dengan booming gowes-gowesan sekarang ini. Beberapa komunitas penggemar sepeda lawas
semakin greget eksistensinya.
Tumbuh suburnya pengemar sepeda lipat khususnya di daearah perkotaan sepertinya turut menjadi trigger yang memantik penggemar sepeda mini untuk kembali eksis. Keberadaan sepeda mini, atau minion atau sebutan sepeda minitrek semakin hari semakin banyak pemilik atau penggemarnya yang kembali eksis di jagad gowes. Benarkah begitu?
Tumbuh suburnya pengemar sepeda lipat khususnya di daearah perkotaan sepertinya turut menjadi trigger yang memantik penggemar sepeda mini untuk kembali eksis. Keberadaan sepeda mini, atau minion atau sebutan sepeda minitrek semakin hari semakin banyak pemilik atau penggemarnya yang kembali eksis di jagad gowes. Benarkah begitu?
Secara pribadi menurut saya setidaknya ada dua konsep
dalam merakit sepeda minion dari bahan sepeda mini lawas. Yaitu model minion
orisinilan dan model balap atau minitrek yang cenderung banyak mengunakan perangkat sepada
road bike.
Bahan yang biasa digunakan untuk merakit sebuah
sepeda minion umumnya adalah sepeda mini frame tunggal, ukuran 20”
atapun ukuran 24.” Merk sepeda mini ada banyak nama ternyata. kebanyakan sepeda mini yang beredar diindonesia berasal dari jepang, Eropa dan China. Mulai dari merk deki, marubeni, sakura, katakura, shanghai, phoenik, jemboli, hingga sepeda sultan brand peugeot dan releigh.
Sekitar tahun 1980an sepeda mini mulai ngetrend di perkotaan terutama di jawa. Beberapa merk dari Jepang, serta China mendominasi waktu itu. yang paling banyak beredar tentunya sepeda dari daratan china yang dirakit di indonesia. mungkin karena harganya terbilang lebih masuk akal.
Umumnya merk dari Jepang dan Eropa besi bahan framenya lebih solit dan
padat. Istilahnya sepeda jenis ini lebih anteb. Satu hal lagi, dulu
sepeda mini biasanya identik dipakai anak-anak atau remaja cewek. Sedangkan
anak cowok ya pilih memakai sepeda bmx. Wee lha kok malah sepeda cewek? runtutanya
gimana to?
Entah mulai kapan persisnya pengkategorion sepeda mulai
terbelah secara gender lazim di sematkan. setidaknya ada irah-irah yang nyangkut di jejak digital
mbah gugel. adalah dedengkot produsen
sepeda Releigh yang bermarkas di Nottingham Inggris yang menelurkan jenis
sepeda terbaru mereka dengan embel-embel Women’s bike ndilalah sampai ke indonesia model sepeda yang dimaksud lazim sesebut sepeda jengki.
Sementara masyarakat
kita yang baru mengenal sepeda sejak masa kolonial waktu itu menterjemahkan sepeda bermadzab gender dengan sepede lanang
(laki) yaitu punya dalangan tengah melintang, sedangkan sepeda wedok (sepeda wanita) cirinya rangka dalangan tengah lebih turun ke bawah. Tujuannya agar kaum hawa yang
memakai rok atau jarit bisa gampang nyengklak
demes Nggowes pedalnya. makanya sepeda jengki lazim juga disebut sepeda wanita. Kira-kira begitu ya..
Sepeda mini pun kecipratan label ini juga. Makanya asesoris bawaan
sepeda mini sangat memanjakan maunya kaum hawa. Keranjang depan, posisi sadel
yang tak terlalu tinggi plus ada pegas pernya. Hingga sproket atau gir yang
ringan saat dikayuh, dijamin si pengayuh sepeda ini sangat nyaman gowesnya. Oiya
sedikit flashback tentang model rangka sepeda mini ya. model rangka sepeda mini sebenarnya turunan dari model sepeda
lipat tahun 60an yang sudah biasa digunakan masyarakat di benua biru Eropa sana lho.
Mungkin sudah jadi suratan takdir juga kalau masyarakat
kita begitu kreatif bin glidik. Sepeda
mini yang sedianya diperuntukkan untuk dedek cewek sekitar tahun 80an akhir, tak
lama setelah sepeda mini membanjiri toko sepeda di tanah air malah banyak dipakai utuk adu
kebut lurus, atau drag-dragkan. mulai anak remaja hingga dedengkotan, mereka kala itu begitu gandrung adu balap sepeda angin.
Konon waktu itu lomba kebut sepeda sedang gayeng-gayengnya. sepeda mini yang sejatinya unyu-unyu dipilih untuk turun ke gelanggang. balap minicross yang banyak bergumul dengan
gundukan tanah identik dengan sepeda bmx, karena memang sesuai dengan maqomnya. sedangkan gelanggang adu balap lurus, giliran sepeda mini jadi bintangnya. nama lombanya pun masyur disebut minitrek atau adu cepat
di jalan lurus.
Alasanya simple saja waktu itu. Sepeda mini ternyata paling
mudah di upgrate untuk bisa di ajak lebih kencang. Caranya tentu dengan
mengganti gir asli bawaan dengan perangkat gir sepeda balap yang ukuranya lebih besar. Tinggal plek-plek-plek,
perangkat sepeda balap pun bisa nemplok di sepeda mini.
Selain itu rangka
sepeda mini lebih ringan dibandingkan sepeda kecil sejenis yang beredar. Apalagi bila dibandingkan sepeda banana seat, atau istilah sekarang sepeda
low rider. Hhmm jauh bro.. Jadi ada yang punya cerita nostalgia dengan sepeda
minion? Sharing yuk...